Nelayan Palabuhanratu Sukabumi Memilih Parkirkan Perahu, Ini Penyebabnya

Nelayan Sukabumi
LIBUR : Ratusan perahu terparkir di dermaga tempat pelelangan ikan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. Senin, (12/12).(Foto : ist)

SUKABUMI —  Sejumlah nelayan di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi memilih memarkirkan perahunya di area dermaga tempat pelelangan ikan.

Hal itu dilakukan guna mengantisipasi, terjadinya kecelakaan laut yang diakibatkan adanya perubahan cuaca atau nelayan menyebut musim barat di bulan Desember 2022 ini, sehingga meski sebagian kecil dari mereka ada yang memaksakan diri melaut namun dengan jarak yang tidak jauh dari biasanya.

Bacaan Lainnya

Diungkapkan sekretaris Dewan Pimpinan Cabang Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Cabang Kabupaten Sukabumi Sep Radi Priadika, kondisi sebagian besar nelayan tidak melaut sudah terjadi sejak bulan November tahun 2022 lalu.

Menurut Radi, situasi para nelayan khususnya di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi saat ini sebegian kecil cenderung masih ada yang memaksakan diri melaut namun sebagian besar dari para nelayan memilih tidak melaut.

“Karena apalagi memang beberapa hari ini melihat cuaca bulan Desember ini memasuki cuaca ekstrim atau cuaca musim barat, ada juga nelayan yang memaksanakan melaut namun jaraknya tidak jauh, ada juga yang memilih tidak melaut dan beralih lebih ke memperbaiki alat tangkap dan juga kegiatan lain berkebun atau ngojek,” ujar Radi kepada Radar Sukabumi. Senin, (12/12).

“Sebagian nelayan tidak melaut juga karena terdampak dari adanya gempa kemarin kemarin itu, ini berpengaruh ke hasil tangkapan yang berkurang juga,” imbuhnya.

Dijelaskan Radi, alasan dari sebagian besar nelayan memaksakan diri melalut meski dengan jarak tidak terlalu jauh karena memang salah satu mata pencaharian mereka merupakan nelayan dan menangkap ikan di laut.

“Mereka sebagian memaksanakan melaut ya karena sudah menjadi mata penvaharian sehari hari, tapi jaraknya gak jauh, dan itupun tidak semua nelayan melaut, tentunya seperti yang tadi dibicarakan bulan Desember ini memasuki cuaca ekstrim,” jelasnya.

“Tentunya kami tidak tinggal diam, kami juga selain nyaris setiap hari menghimbau kepada para nelayan baik secara tatap mukan ataupun melalui surat selebaran yang berkolaborasi dengan prakiraan BMKG. Kami bersosialisasi kepada nelayan, memberikan pengarahan terkait alat keselamatan melaut, pemberitahuan prakiraan cuaca ekstrim dari BMKG,” sambungnya.

Tidak hanya itu, lanjut Radu, juga pihaknya dari DPC HNSI Kabupaten Sukabumi menekankan kepada para nelayan yang memang memakasakan diri melaut untuk selalu membawa alat keselamatan di dalam perahunya, itu dilakukan untuk mengurangi kecelakaan dampak dari gelombang tinggi air laut.

Dengan adanya cuaca ekstrim tersebut kata Radi lagi, tentunya berdampak terhadap tangkapan nelayan yang berkurang, bahkan yang melautpun terkadang hasil tangkapannya cenderung mendapat sedikit.

“Adanya perubahan cuaca ekstrim itu, kami sangat prihatin mereka cenderung sulit mendapatkan ikan, namun juga ada beberapa nelayan yang mendapatkan hasil tangkapan meski tidak banyak,” terangnya

“Mudah mudahan perubahan cuaca ektrim ini segera berlalu, supaya para nelayan bisa melakukan aktivitasnya seperti biasa dan mendapat hasil tangkapan yang melimpah,” tandasnya. (Cr2/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *