Kelima rumah warga yang mengalami kerusakan akibat bencana retakan tanah tersebut, lokasinya beda di sekitar pinggiran ruas jalan Provinsi Jawa Barat. “Saat ini, ke lima kepala keluarga yang terdiri dari 18 jiwa itu, terpaksa harus mengungsi ke tempat lebih aman akibat pergerakan tanah tersebut,” bebernya.
Pihaknya menambahkan, bencana pergerakan tanah di wilayah desa yang tengah dipimpinnya mulai kelihatan meluas sejak pada 28 Desember 2022. “Iya, waktu itu turun retakan tanahnya lumayan signifikan. Kalau pada 27 Desember 2022 itu, hanya retakan kecil saja. Tapi, sekarang semakin meluas retakannya sampai turun tanahnya 2 meter,” pungkasnya. (den/d)