“Anggoanna mah coreleng (pakaiannya belang) hijau kuning, gula yang diambil sebanyak lima bungkus, kalo dinilai seratus ribu,” ujar Mak Iyom.
Dirinya langsung pulang tidak berjualan setelah insiden itu. Dia dicegat oleh yang mengaku petugas sebanyak 15 orang, semuanya memakai motor. “Emak mah sudah mengikhlaskan, ga mau ketemu orang itu lagi, takut,” ujar Mak
Iyom ketika ditanya apakah mau dilaporkan kejadiannya tersebut ke pihak berwajib. Terkait viralnya kisah penyitaan gula aren, Mak Iyom mengakui pernah bercerita tentang kejadian itu ke beberapa langganannya, akan tetapi dirinya tidak menyangka akan diunggah di media sosal atas curhatannya tersebut.
Baca Juga : Pernyataan Camat Cantanyan Soal Pedagang Gula Aren Mak Iyom
Ketika ditanya apakah kenal dengan akun pengunggah postingannya, nenek beranak dua itu pun tidak tahu siapa yang postingnya, dan ketika ditunjukkan foto akun Instagramnya pun mengaku tidak kenal dengan pemilik akun @vera.frima.
Untuk diketahui, penduduk Desa manggis sudah sejak dulu sebagian warganya berprofesi sebagai penjual gula ke liling kedesa-desa. Mak Iyom adalah salah satu dari warga lainnya yang menjajakan Gula, perjuangan mereka tidak lah mudah karena harus melewati jalan terjal masuk ke kampung-kampung.
Berdasarkan penelurusan memang lokasi asal Mak Iyom hingga ke lokasi perampasan sangatlah jauh, jika ditempuh kendaraanpun memakan waktu antara setengah hingga satu jam mengingat jalannya masih rusak. Apalagi, ketika penjualan gula ini dilakukan dengan berjalan jalan kaki, tentunya bisa memakan waktu seharian penuh dengan untung yang tidak sebarapa. Sangatlah tega ketika ada tindakan petugas merampas dagangannya dengan alasan tidak memakai masker, seharusnya diperingati dulu dan diberikan masker, jika kemudian tidak memakai masker lagi baru di sangksi.