Jabar Siap-siap untuk Lockdown Cegah Virus Corona

BANDUNG, RADARSUKABUMI.com – Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan siap apabila pemerintah pusat memerintahkan penguncian alias lockdown, guna memotong alur penyebaran virus Corona (Covid-19). Kesiapan tersebut diutarakan Ridwan Kamil saat ditanya Karni Ilyas dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa (18/3/2020).

“Kami sudah merapatkan dua dimensi, Pak Karni. Satu masalah ketersediaan pangan. Lalau laporan Bulog dan lain-lain, Insyaallah kami siap,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Kedua, kata dia, Pemprov Jabar juga telah melakukan simulasi lockdown sehingga tak akan terjadi kerusuhan seperti yang dikhawatirkan banyak orang.

“Kami sudah simulasi bagaimana warga mendapatkan (bahan pokok) jika lockdown terjadi, sehingga tidak ada rusuh, tidak ada orang yang mengambil keuntungan dengan sebuah prosedur yang sedang kami siapkan,” tutur Ridwan Kamil.

Selain simulasi, pemda Jabar juga telah berkoordinasi dengan TNI dan Polri guna mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bakal terjadi. Ridwan Kamil memprediksi situasi terburuk terkait Korona ini bakal terjadi pada akhir bulan Maret.

“Polda dan Pangdam sudah aktif bersama kami, termasuk juga pola-pola jika lockdown ini menghasilkan situasi pasien yang begitu banyak, maka barak-barak tentara di Jawa Barat sudah kami rapatkan. Sedang kami siapkan untuk skenario terburuk, karena skenario terburuk kami prediksi ini akhir Maret, Pak,” katanya.

Meski mengakui urusan lockdown adalah sepenuhnya wewenang pemerintah pusat, Ridwan Kamil memohon agar opsi tersebut kembali dipertimbangkan. Menurutnya, lockdown juga memiliki dampak positif yang bisa membantu penyelesaian masalah Korona.

“Pemerintah provinsi Jawa Barat akan taat pada protokol pemerintah pusat. Urusan lockdown ini mohon dipertimbangkan karena banyak positifnya juga dengan syarat kesiapan-kesiapannya terukur dan dampak-dampaknya terukur,” ujarnya.

Kekinian, pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus Korona di Jawa Barat berjumlah 11 orang, dua di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Satu adalah warga Cianjur yang sempat dinyatakan negatif, sementara satu lagi adalah perawat yang bekerja di salah satu rumah sakit rujukan Korona di Jakarta namun ber-KTP Bekasi.

(RBD/src/tbn/pojokjabar/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *