Hanya 60 Persen Sekolah di Kota Sukabumi Siap KBM

Petugas kesehatan menyemprotkan disinfektan ke ruang kelas.

RADARSUKABUMI.com – Rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi untuk kembali membuka Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka pada 13 Juli mendatang, ternyata tidak mendapat sambutan baik dari berbagai kalangan.

Setelah sebelumnya Komisi III DPRD Kota Sukabumi menyatakan ketidak sepakatannya akan rencana tersebut. Kali ini giliran Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang akangkat bicara.

Bacaan Lainnya

Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI, Dudung Nurullah Koswara mengaku, disatu sisi zona hijau yang diraih Pemkot Sukabumi merupakan sebuah prestasi. Tapi disisi lain, hal itu bagaikan buah simalakama. “Hijau daerah, bukan berarti aman 100 persen bagi anak,” akunya kepada Radar Sukabumi, Rabu (1/7).

Menurutnya, harus ada pengawalan ketat kalau pun KBM tatap muka akan diberlakukan. Jangan sampai hanya mengandalkan status zona hijau tapi tidak mempersiapkan segala fasilitas di sekolah-sekolah.

“Kalau menurut saya siapkan satuan tugas khusus yang bisa gerak cepat layani anak-anak saat sekolah masuk. Keliling,” usulnya.

Sementara, Ketua PGRI Kota Sukabumi, Saepurohman Udung meminta agar pemerintah untuk tetap berhati-hati jika KBM tahun ajaran baru 2020 tetap diberlakukan tatap muka. Pelaksanaan tatanan baru di dunia pendidikan memerlukan kewaspadaan yang tinggi.

Karena, keselamatan peserta didik menjadi pertimbangan utama sebelum memutuskan membuka sekolah di era new normal atau tatanan baru pasca pandemi Covid-19. Semua harus dipertimbangkan berdasarkan data dan masukan para ahli.

“PGRI Kota Sukabumi mendukung dengan adanya sistem pembelajaran tatap muka, apalagi saat ini Kota Sukabumi sudah berstatus zona hijau.

Asal, dengan catatan semua sekolah sudah memenuhi syarat protokol kesehatan,” terang Udung yang juga menjabat sebagai Kepala SMKN 1 Kota Sukabumi ini.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *