FSKSS Bilang Ratusan Anak di Sukabumi Alami Stunting, Ini Penyebabnya

Yani Jatnika Marwan membagikan ratusan masker.

SUKABUMI — Ketua Forum Silaturahmi Kabupaten Sukabumi Sehat (FSKSS) Kabupaten Sukabumi Yani Jatnika Marwan, menyoroti kasus stunting di Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, penyakit tersebut selain mengganggu pertumbuhan pada anak yang ditandai dengan tinggi dan berat badan, juga dapat menghambat perkembangan otak anak.

“Di Kabupaten Sukabumi ini, jumlah anak yang terjangkit stunting sampai ada ratusan. Makanya, kasus stunting masih menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kita bersama dan ini juga menjadi salah satu persyaratan pada perlombaan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) 2021,” jelas Yani kepada Radar Sukabumi usai melakukan rapat koordinasi persipan penilian Kota/Kabupaten Sehat (KKS) tahun 2021 sekaligus membahas tentang peryaratan untuk pendaftaran masuk mengikuti lomba KKS.

Bacaan Lainnya

Menurut istri Bupati Sukabumi ini, jumlah anak yang terjangkit stunting di Kabupaten Sukabumi berada sektiar 41 persen. Sementara, menurut data dari kementrian berada sekitar 41,35 persen. Namun, setelah diintervensi menurut Survei Sosial Ekonomi Nasionel (Susenas), jumlah anak yang mengidap stuting ada sekitar 21,93 persen di Kabupaten Sukabumi. “Tetapi jika dilihat dari bulan penimbangan balita, persentasi stunting di Kabupaten Sukaumi ini, lebih rendah lagi ada sekiar 6.94 persen,” paparnya.

Banyak faktor penyebab, anak-anak di Kabupaten Sukabumi terserang stuting. Diantaranya, karena kekurangan gizi kronis, pola asuh, pola makan dan sanitasi air bersih. Menurutnya, apabila pola makan tentu saja asupan-asupan yang kurang bergizi atau mereka makan asal kenyang, terutama yang dikonsumsi ibu hamil karena hal tersebut yang dapat menyebabkan bayi-bayi terlahir dengan status gizi kurang.

“Jadi itu yang mempengaruhi anak bisa jadi stunting. Jadi sebetulnya kalau saya melihat dari calon ibu ini. Contohnya para remaja putri ini mengidap kekurangan vitamin kronis, maka dapat penyebabkan stuting pada bayinya. Itu lah kenapa perlu sekali usia nol sampai 1000 hari kehidupan pertama perlu sekali asupan gizi yang baik,” bebernya.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *