Dua Makanan Khas Sukabumi Ditetapkan Jabar Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Simak Penjelasannya

Mochi
Mochi Jadi Makanan Khas Sukabumi Ditetapkan Jabar Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

BANDUNG — Pemerintah Provinsi Jawa Barat menetapkan lima kuliner khas daerah sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), Dua Diantaranya makanan khas asal Kota dan Kabupaten Sukabumi. Mulai dari empal gentong hingga dodol ketan Kasepuhan Banten Kidul.

1. Moci (Sukabumi)

Bacaan Lainnya

Kenyal, manis dan lembut di mulut. Tiga kata itu menggambarkan sensasi menyantap kue moci. Kue dari beras ketan seukuran kelereng ini menjadi salah satu kuliner dan buah tangan dari Kota Sukabumi.

Moci sendiri merupakan makanan dari Jepang. Konon, Moci di Sukabumi hadir pada masa pendudukan Jepang di Indonesia. Ketika itu, banyak keluarga di Sukabumi yang bekerja pada keluarga Jepang, sehingga menyerap ilmu membuat kue moci.

Tetapi beberapa sumber sejarah lain, Moci di Sukabumi pertama kali dikenalkan oleh orang-orang keturunan Tionghoa pada tahun 1960-an. Saat itu, mereka tidak diperkenankan bekerja oleh pemerintah sehingga membuat moci untuk menyambung nyawa.

Terlepas dari sejarah asal-usulnya, saat ini moci menjelma menjadi oleh-oleh paling mahsyur dari Sukabumi. Seiring berjalannya waktu kulit moci dan isiannya berkembang. Tak hanya isian kacang, tetapi mulai beragam seperti cokelat, pandan, selai stroberi, krim teh hijau hingga keju.

2. Dodol Ketan Kasepuhan Banten Kidul

Kampung Adat Kasepuhan Sinar Resmi merupakan salah satu aspek penting dalam kawasan Geopark Ciletuh di Kabupaten Sukabumi. Kasepuhan yang masih mempertahankan adat Kasepuhan Banten Kidul ini juga memiliki kuliner yang khas.

Namanya dodol ketan Kasepuhan Banten Kidul. Kuliner ini biasanya disajikan dalam berbagai acara adat dan hiburan rakyat. Salah satunya disajikan dalam acara Seren Taun. Makanan yang memiliki tekstur yang kenyal nan manis ini kerap dihidangkan untuk para tamu yang datang.

Dodol ini terbuat dari campuran beras putih beras ketan hitam, santan dan gula aren. Gula aren tak hanya membawa rasa manis, tetapi juga menambah aroma dari panganan ini.

Cara membuatnya, semua bahan yang tadi dicampur kemudian dimasak di atas wajan yang dipanaskan oleh bara api. Proses memasaknya bahan-bahan tersebut diaduk selama 5-6 jam, hingga mencapai adonan yang diinginkan.

3. Bubur suro (Cirebon)

Bubur suro adalah kuliner istimewa yang biasa tersaji saat upacara selamatan, khususnya saat memasuki ahun Baru Islam yang jatuh pada 1 Muharram dalam kalender hijriah atau tanggal 10 Suro dalam penanggalan Jawa.

Dilansir dari laman disbudpar.cirebonkota.go.id, bubur suro terbuat dari bubur beras, santen kelapa, dan lauk pauk. Lauk pauknya sepeerti sambal goreng, dendeng daging sapi suwir, ayam suwir, ikan asin jambal, ebi, serundeng kuning, kacang tanah goreng, buah delima pretel, buah jerus gede suwir, daung kemangi dan bahan lainnya.

Selain itu, bubur suro juga disajikan bersama dari aneka hasil bumi, seperti kacang-kacangan, kelapa, umbi-umbian, kelapa, dan buah-buahan. Salah satu filosofinya dari pembuatan bubur suro ini, adalah ajaran agar senantiasa bersyukur dan bersedekah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *