Diduga Putus Cinta, Siswa SMK di Cikembar Sukabumi Gantung Diri

Petugas Polsek Cikembar saat menunjukan lokasi gandir seorang pelajar berinisal DO (17) asal Kampung Sumur Tujuh, RT 01/05, Desa Bojong Kecamatan Cikembar.

CIKEMBAR, RADARSUKABUMI.com – Diduga putus cinta, seorang pelajar berinisal DO (17) asal Kampung Sumur Tujuh, RT 01/05, Desa Bojong Kecamatan Cikembar, nekad telah mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Seorang Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cikembar, Sudarmat mengatakan, korban telah ditemukan tewas dengan cara gantung diri menggunakan tali tambang di samping rumah kakak kandungnya dengan menggunakan tali tambang pada Selasa (10/02/2021) malam.

Bacaan Lainnya

“Korban ditemukan tewas oleh kakaknya atas nama Dara sekira pukul 21.00 WIB. Iya, jadi korban itu telah mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri dengan tambang yang diikat kepada siku-siko gongsol. Sementara, untuk jarak dari permukaan tanah ke tubuh korban sekitar 50 centimeter,” kata Sudarmat kepada Radar Sukabumi, Rabu (10/02/2021).

Korban yang merupakan pelajar di salah satu Sekolah Menangah Kejuruan (SMK) yang ada di wilayah Kecamatan Cikembar ini, diketahui sudah lama tinggal bersama kakak kandungnya, semenjak ibu korban meninggal dunia. Sementara, untuk ayah korban kini tinggal bersama istri barunya di wilayah Kecamatan Cibadak.

“Dugaan sementara karena putus cinta. Jadi informasi dari keluarganya itu, korban telah diputusin oleh kekasihnya. Saya juga sekarang sedang melacak dan melakukan komunikasi dengan guru sekolah korban,” paparnya.

Kanit Reskrim Polsek Cikembar, IPTU Deni Miharja menjelaskan, pihaknya membenarkan soal seorang pelajar asal warga Desa Bojong, Kecamatan Cikembar ini, telah mengakhirinya dengan gantung diri menggunakan tali tambang berwarna merah dan menggunakan pakaian baju coklat dan celana hitam. “Iya, hasil pemeriksaan saksi dan pengakuan keluarga korban, disinyalir korban itu putus cinta,” katanya.

Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan pemeriksaan beberapa saksi yang diketahui bernama Nurul Azmi bersama ibunya bernama Yana, sewaktu hendak pulang ke rumah neneknya sekira pukul 21.00 WIB. Namun, sesampainya di TKP mereka melihat korban sedang berada didepan rumah kakak kandungnya.

“Selanjutnya saksi bersama ibunya memanggil korban akan tetapi tidak dijiraukan oleh korban, kemudian Nurul bersama ibunya mengetuk pintu rumah Andi yang lokasinyatidak jauh dari TKP untuk meminta tolong melihat keadaan korban,” bebernya.

Tidak lama setelah itu, Andi keluar rumah dan istrinya bersama untuk warga melihat kondisi korban. Namun, sesampainya di TKP korban sudah tergantung dengan menggunakan tali tambang plastik warna merah. “Selanjutnya Andi dibantu oleh warga untuk menurunkan korban,” imbuhnya.

Berdasarkan keterangan Dr. Roni Tripanowo yang bertugas di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Cikembar, menjelaskan bahwa kematian korban murni bunuh diri. Kuat dugaan korban ini, telah mengakhiri hidupnya dengan gantung diri karena petugas tidak menemukan tanda-tanla kekerasan fisik di tubuh korban.

“Iya, sewaktu kita olah TKP dan pemeriksaan pada tubuh korban, kita tidak menemukan tanda kekerasan fisik akibat kekerasan, baik benda tumpul maupun benda tajam. Selain itu, kami juga menemukan luka rejatan yang melingkar di leher korban,” paparnya.

Untuk memastikan kematian korban, ujar Deni, pihak kepolisian telah menyarankan kepada keluarga korban untuk melakukan otopsi terhadap jenzah korban. Namun, pihak keluarganya telah menolaknya dengan alasan bahwa kematian korban murni sebagai musibah.

“Setelah itu, tadi pagi jenazah korban langsung dimakamkan dengan layak secara syariat agama Islam dan keluarga menolak untuk di otopsi dengan membuat surat pernyataaan secara resmi,” pungkasnya. (Den/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *