Banjir Kepung Pajampangan

Hujan deras yang melanda wilayah Sukabumi Selatan, Selasa sore (4/2) menyebabkan luapan di beberapa sungai yang bermuara ke sungai Cikaso.

SUKABUMI — Hujan deras yang melanda wilayah Sukabumi Selatan, Selasa (4/2) hanya beberapa jam saja, menyebabkan bencana banjir di sejumlah titik. Banjir yang terjadi di dua lokasi, akibat luapan beberapa sungai yang bermuara ke sungai Cikaso.

Yakni, di Sungai Cihaur, tepatnya di Kampung Cipicung, Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten dan Sungai Citampian di Kampung Citampian, Desa Bantarsari, Kecamatan Pabuaran.

Bacaan Lainnya

Kasubag Humas Polres Sukabumi, Ipda Aah Saepul Rohman mengatakan, air Sungai Cihaur meluap sekira pukul 15.30 WIB, setelah wilayah tersebut dilanda hujan deras.

Akibatnya, air sungai selain menerjang sejumlah pemukiman penduduk, lahan pertanian warga, juga telah meredam jembatan dan akses jalan penghubung Kecamatan Sagaranten dan Kecamatan Cidolog.

“Sore tadi, arus lalu lintas di jalan yang merupakan milik pemerintah Provinsi Jawa Barat itu, sempat lumpuh total. Lantaran, air telah meredam akses jalan setinggi 70 centi meter,” jelas Ipda Aah Saepul Rohman kepada Radar Sukabumi, Selasa (4/2).

Berdasarkan pantauan petugas Polsek Sagaranten, meski tidak ada korban jiwa, namun akibat bencana banjir ini, menyebabkan tujuh rumah warga terendam banjir. Yakni, rumah milik Dudi Dermawan (42), Een (60), Engkos (60), Dedeh (50), Omah (60), Soma (65) dan Yeni (50) warga Kampung Cipicung, RT 4/2, Desa Curugluhur, Kecamatan Sagaranten.

“Saat kejadian, sejumlah anggota dari Polsek Sagaranten langsung meninjau ke lokasi banjir untuk berupaya membantu warga,” ujarnya.

Akibat banjir ini, ujar Aah, arus lalu lintas dari kedua arah sempat ditutup beberapa jam oleh petugas. Lantaran, arus air yang meredam akses jalan dan badan jembatan tersebut, cukup deras.

“Anggota kami di lapangan sampai memasang tali untuk menuntun warga yang ingin melintas. Iya, terutama pelajar agar tidak terbawa arus banjir itu,” bebernya.

Menurut Aah, bencana banjir dari luapan Sungai Cihaur tersebut, bukan pertama kalinya terjadi di wilayah Kecamatan Sagaranten. Setiap hujan deras, sungai tersebut selalu meluap dan meredam pemukiman warga, pesawahan dan akses lalu lintas.

“Memang, lokasi jembatan dan jalan penghubung dua kecamatan ini, posisinya sangat rendah dan berdekatan dengan sungai itu. Sehingga saat hujan deras, air langsung meluap dan meredam badan jalan,” timpalnya.

Koordintor Pusdalop Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, banjir tersebut terjadi lantaran Sungai Cihaur tidak kuat menahan debit air yang sangat tinggi, saat hujan deras.

“Sungai Cihaur ini, nantinya bermuara ke Sungai Cikaso. Memang banjir ini sering terjadi hampir setiap tahun,” katanya.

Setelah mengetahui bencana itu, ujar Daeng, petugas gabungan dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK), petugas Tarunga Siaga Bencana (Tagana) pemeritnah desa dan pemerintah Kecamatan Sagaranten berserta Polri dan TNI langsung meninjau ke lokasi kejadian.

“Sekitar pukul 20.00 WIB, kondisi air sudah berangsur surut dan akses lalu lintas pun sudah kembali normal,” imbuhnya.

Untuk meminimalisir terjadinya bencana susulan, pihaknya menghimbau kepada seluruh warga, khususnya warga yang tinggal di sekitaran bantaran sungai tersebut, untuk meningkatkan kewaspdaannya.

“Bencana itu, tidak dapat diprediksi dan dapat diketahui kapan akan terjadi. Namun, yang bisa kita lakukan untuk meminimalisir resiko bencana alam adalah tetap siaga.

Iya, bila terjadi bencana alam. Seperti banjir, longsor, puting beliung dan pergerakan tanah, disarankan agar segera melapor kepada pemerintah setempat. Ini perlu dilakukan agar kami dapat segara menanggulanginya,” paparnya.

Camat Pabuaran Asep Mulyani mengatakan, banjir bandang dari luapan Sungai Citampian ini, selain meredam pemukiman warga dan ruas jalan perkampungan, banjir tersebut juga telah menerjang puluhan hektare lahan pertaian padi yang baru berusia dua bulan.

“Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa, hanya saja terdapat lima rumah berserta kolam dan sekitar 40 hektare lahan pertanian warga yang terendam banjir,” jelas Asep kepada Radar Sukabumi, Selasa (4/2).

Menurut Asep, banjir terjadi setelah wilayah tersebut di landa hujan deras sejak pukul 13.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB.

Akibatnya, air Sungai Citampian langsung meluap dengan ketinggian sekitar 1,5 meter dan meredam pemukiman warga serta puluhan hektare lahan pesawahan.

“Bencana banjir seperti ini, bukan pertama kalinya terjadi. Setiap hujan deras, pasti Sungai Citampian meluap,” imbuhnya.

Setelah mengetahui adanya bencana banjir, ujar Asep, pihaknya bersama sejumlah perangkatnya langsung meninjau ke lokasi bencana banjir bersama pemerintah Desa Bantarsari dan Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK), petugas Tarunga Siaga Bencana (Tagana) Kecamatan Pabuaran.

“Sekarang hujannya sudah mulai reda. Iya, Alhamdulillah, bada magrib airnya sudah berangsur surut,” paparnya.

Saat ini sejumlah petugas gabungan tengah melakukan peninjauan dan siap siaga di lokasi kejadian. Ini dilakukan sebagai salah satu bentuk upaya preventif pemerintah dalam meminimalisir terjadinya resiko bencana alam.

“Kami khawatirnya nanti malam hujannya turun lagi. Iya, kalau ini terjadi pasti air akan kembali meluap. Untuk itu, petugas gabungan sekarang sedang siap siaga di lokasi bencana,” timpalnya.

Untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan, pihaknya menghimbau kepada seluruh warga yang tinggal di bantaran Sungai Citampian untuk mengevakuasi keluarganya ke tempat yang lebih aman. “Iya, bisa tinggal di saudara terdekat maupun para tetangganya,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *