Banjir Jakarta, Anies dan Basuki Saling Bantah

JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, kemarin pagi pihaknya mengirimkan pompa-pompa ke titik genangan arteri utama Jakarta. Misalnya, di simpang susun Untar maupun Cawang. Pompa milik Pemprov DKI Jakarta dan Jasa Marga juga dikerahkan.

Semua pompa dinyalakan untuk menyedot genangan.

Bacaan Lainnya

Basuki mengatakan, saat ini yang harus dilakukan adalah normalisasi dan perluasan sungai-sungai besar. Dia mencontohkan Kali Ciliwung. PUPR telah menormalisasi 16 kilometer dari total 33 kilometer. Namun, sejak dua tahun lalu normalisasi terhenti karena persoalan pembebasan lahan. ”Ya, pemda-nya (Pemprov DKI Jakarta, Red) tidak mau bebasin,” katanya.

Basuki menyebutkan, perbedaan sangat nyata terlihat antara kawasan yang banjir dan tidak. Bantaran 16 kilometer yang telah dinormalisasi tidak mengalami banjir parah. ”Buktinya, Kampung Melayu mana banjir? Tapi, di atasnya Bidara Cina (yang belum dinormalisasi, Red) kan meluap,” kata Basuki.

Dalam waktu dekat, kata Basuki, pihaknya akan menyelesaikan sudetan Kali Ciliwung ke Banjir Kanal Timur (BKT). Saat ini sudah ada kesepakatan dengan warga dan diajukan penlok (penetapan lokasi) kepada gubernur DKI. ”Dari 1,2 kilometer panjangnya, 600 meter sudah dikerjakan. Itu kalau jadi akan sangat membantu,” terangnya.

Selain itu, PUPR tengah menyelesaikan pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi untuk mengendalikan air di selatan Jakarta. Pembebasan lahan sudah mencapai 90–95 persen. ”Tahun 2020 ini mudah-mudahan selesai,” ungkapnya.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak sependapat dengan Basuki. Menurut dia, daripada melebarkan sungai, kunci utama agar Jakarta bebas banjir adalah mengendalikan air kiriman dari daerah hulu di selatan Jakarta. ”Selama air dari hulu tidak bisa kita kendalikan. Selebar apa pun sungainya ya percuma,” katanya.

Anies lebih berharap pada proyek dua bendungan yang digarap PUPR. Yakni, Bendungan Sukamahi dan Ciawi. ”Kalau dua bendungan selesai, volume air yang masuk ke kawasan pesisir bisa dikendalikan. Insya Allah, kita akan terbebas dari banjir,” jelasnya. Anies mengelak saat ditanya komitmen membantu Kementerian PUPR membebaskan tanah untuk normalisasi Kali Ciliwung. ’’Itu kementerian PUPR ya, kami berbicara penanganan dulu,” ucapnya sambil beranjak pergi.

Dikonfirmasi terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung memberikan instruksi terkait dengan banjir yang melanda kawasan ibu kota dan sekitarnya. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pemerintah provinsi (pemprov), dan Basarnas diminta mengutamakan keselamatan jiwa. ”Pertama, urusan banjir yang paling penting ini adalah yang berkaitan dengan keselamatan warga, dinomorsatukan,” ujarnya di Istana Kepresidenan Jogjakarta kemarin.

Agar berjalan efektif, presiden meminta tiga lembaga itu tidak bekerja sendiri-sendiri. ”Semuanya harus bergerak bersama-sama untuk memberikan rasa aman, memberikan keselamatan, kepada warga yang terkena bencana banjir,” tuturnya.

Jokowi menambahkan, setelah keselamatan jiwa, fasilitas umum harus menjadi prioritas untuk dinormalisasi. Sebab, berdasar informasi yang dia terima, banjir mengakibatkan bandara dan jalan tol tidak dapat beroperasi secara maksimal. Untuk penanggulangan banjir sendiri, mantan wali kota Solo itu menuturkan, harus ada sinergi antara pemprov dan pusat. Pasalnya, banjir juga dipengaruhi kondisi yang sifatnya lintas daerah.

Salurkan Bantuan Senilai Rp 2,43 M

Kemensos menyalurkan bantuan untuk korban banjir di DKI Jakarta, Bandung Barat, serta wilayah lain di Provinsi Banten. Hingga kemarin (1/1), total sudah Rp 2,43 miliar yang disalurkan ke wilayah-wilayah tersebut.

Menteri Sosial Juliari P. Batubara menjelaskan, bantuan dikirimkan ke wilayah terdampak secara bertahap. Dapur umum telah didirikan untuk memastikan kebutuhan pangan pengungsi tercukupi.

Juliari memerinci, untuk wilayah DKI Jakarta, bantuan senilai Rp 750 juta dirupakan makanan siap saji 2.000 paket, makanan anak 1.800 paket, mi 30 ribu bungkus, tenda gulung 500 lembar, peralatan keluarga 8.000 paket, selimut 200 lembar, dan kebutuhan sandang 100 paket. Bantuan telah dikirim dari gudang pusat Kemensos di Bekasi ke Dinas Sosial Provinsi DKI.

”Dapur umum untuk DKI Jakarta sudah berdiri dengan dikoordinasi Dinas Sosial DKI Jakarta. Demikian juga halnya dapur umum untuk warga terdampak banjir di wilayah lain,” paparnya.

Di Bandung Barat, kata Juliari, dapur umum didirikan dan dipusatkan di Cipeudeuy, Padalarang. Di sana dapur umum akan memenuhi kebutuhan makan 300 pengungsi dan 200 relawan di tiga titik pengungsian.

Kemensos telah menyalurkan bantuan senilai Rp 1 miliar untuk korban banjir di wilayah Bandung Barat. Bantuan itu berupa makanan anak 1.800 paket, mi 30 ribu bungkus, tenda serbaguna 3 unit, tenda gulung 460 lembar, velbed 230 unit, kasur 230 lembar, dapur umum lapangan 1 set, peralatan keluarga 920 paket, sandang 40 paket, dan perlengkapan tagana 50 paket. ”Dukungan logistik lanjutan untuk memenuhi kebutuhan pengungsi selama tiga hari ke depan akan terus didorong berupa beras dan lauk-pauk,” jelas pria yang akrab disapa Ari tersebut.

Hal yang sama dilakukan untuk masyarakat di wilayah berpotensi banjir di Banten. Ari menyebut sudah mengirim bantuan senilai Rp 680 juta. Bantuan itu terdiri atas makanan anak 1.800 paket, mi 30 ribu bungkus, tenda gulung 400 lembar, kasur 200 lembar, peralatan keluarga 800 paket, dan bantuan perlengkapan tagana 25 paket.

”Sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo, dalam setiap kejadian bencana, pemerintah harus segera turun memberikan pemenuhan kebutuhan dasar. Memastikan mereka ditangani dengan sebaik-baiknya,” tutur politikus PDIP tersebut.(jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *