Balita Tanpa Anus Jalani 10 Kali Operasi

CIKOLE – Fauzi, seorang bayi berusia tiga tahun yang lahir tanpa memiliki lubang anus harus menjalani menjalani 10 kali operasi di RSUD R Syamsuidn, Kota Sukabumi. Hingga operasi terakhir yang dijalaninya, kondisi Fauzi masih saja tetap mengkhawatirkan.

Kepala Sub Pelayanan Bidang Medik RS Syamsudin SH Kota Sukabumi, dr Supriyanto menerangkan selama menjalani perawatan di rumah sakit, pasien balita tanpa anus yang berasal dari Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi ini telah menjalani proses operasi sebanyak sembilan kali.

Bacaan Lainnya

Diagendakan dalam waktu dekat ini, Fauzi akan kembali menjalani operasi yang ke 10 kalinya. “Operasi yang akan dijalaninya nanti merupakan yang ke 10 kalinya. Sampai saat ini tim medis masih menunggu perkembangan kondisi pasien agar lebih siap,” jelas Supriyanto kepada Radar Sukabumi, Jumat (8/12).

Dijelaskannya karena Fauzi terlahir tanpa memiliki saluran pembuangan, mengakibatkan kondisi kesehatannya cendrung tidak stabil, bahkan menjadi rentan menderita keluhan lainnya. Akibat hal itu pula tindakan operasi yang telah ditempuh oleh tim medis tidak menunjukan hasil yang maksimal.

Nasib malang yang dialami Fauzi ini menarik perhatian Anggota Komisi X DPR RI Reni Matlinawati. Wakil rakyat dari Dapil Sukabumi itu, Jumat (8/12), berkunjung ke RSUD R Saymsudin untuk melihat secara langsung kondisi kesehatan Fauzi. Hingga kemarin, bocah berjenis kelamin laki-laki tersebut masih tetap tergeletak di tempat tidur.

Kondisi tubuhnya tampak lunglay dengan selang infus yang masih menancap pada lengannya. Pada kunjungannya itu, Reni sempat mengajak kedua orang tua Fauzi menjalankan doa bersama untuk kesembuhan Fauzi.

“Saya yakin jika tim medis di rumah sakit disini, mampu menanganinya hingga normal, sebab pasien tersebut dilahirkan di rumah sakit ini sehingga tim medis tahu betul kondisi kesehatan pasiennya,” ungkap Reni.

Tindakan operasi yang berulang-ulang, menjadi bukti keseriusan dan profesionalisme yang dimiliki para dokter RSUD R Syamsudin. Untuk itu Reni mengaku mendukung penuh semua langkah yang akan ditempuh tim medis demi keselamatan maupun kesehatan Fauzi.

Dia mengakui tingkat keberhasilan sebuah operasi dalam kasus bayi tanpa anus, relatif kecil. Pada saat satu kasus berhasil ditangani, belum tentu kasus lainnya dalam penyakit sama bisa meraih kesuksesan. Namun terpenting rencana operasi yang ke 10 ini mampu berjalan lancar.

Satu hal yang disyukuri Reni, bahwa saat datang mengunjungi Fauzi, politisi PPP tersebut mengaku tidak meneteskan air mata, meski sangat terenyuh dengan kondisi kesehatan sang pasien.

“Saya bisa melihat kondisi fauzi dan bersyukur tidak sampai meneteskan air mata. Alangkah bersyukurnya kita yang sehat jangan sampai menyia-nyiakan kesehatan,” akunya. (cr11/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *