APE Karya Warga Cicantayan Aman

SUKABUMI – Alat Peraga Edukasi (APE) karya Deni dan Elin, warga Jalan KH Damanhuri KM 2, Kampung Cicohag RT44/10, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi ini aman untuk anak-anak baik PAUD maupun TK.

“Kami tidak memakai cat thinner, cat yang kami pakai kualitasnya baik tidak boleh beracun dan harus berkadar air semua sehingga produk kami aman tidak membahayakan anak-anak saat memegangnya,”kata pemilik rumah produksi Ugay Wood Toys, Deni yang ditemui Radar Sukabumi di rumahnya, Kamis (27/9).

Sedangkan kayunya sendiri, digunakan kayu pohon pinus lantaran seratnya cukup bagus.

Sebanyak 30 bentuk APE dibuat industri rumahan yang berdiri sejak 2008 silam ini, diantaranya balok, gemotrik empat bentuk, huruf hijaiyah dan abjad. Saking larisnya, dalam sehari ia bisa menghabiskan dua kubik kayu.

“Dulu saya bekerja dulu sama orang lain, lama kelamaan saya mencoba membangun sendiri usaha ini dan mencari orderan,”ujarnya.

Berkat keuletan dan kerja kerasnya, kini ia mempekerjakan 15 karyawan untuk memproduksi APE.Karena tempatnya terbatas, beberapa karyawan lain bekerja di rumah mereka masing masing untuk tahapan penyablonan.

“Alhamdulillah, alat peraga edukatif kami menembus kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bogor, Surabaya, Purwokerto dan Yogyakarta,”ucap Deni yang juga memasarkan produknya via online.

Alat praga eduaktif ini dijual dengan minimal order 30 pcs/item. Soal harga, tergantung bentuk. Paling murah dijual mulai Rp15 ribu dan yang paling mahal hampir Rp1 juta.

“Omzetnya bisa mencapai Rp80 juta per bulan, namun Rp80 juta itu dibagi untuk gaji karyawan, modal dan lainnya,”paparnya.

Sementara itu, istri Deni, Elin menjelaskan, lama pemesanan tergantung rumitnya bentuk dan paling lama membutuhkan waktu seminggu.

“Kita produksi tiap hari dari jam 07.00-16.00 WIB, tetapi kita juga menerima pesanan tergantung bentuk dan jenis sesuai keinginan pelanggan,”ulasnya.

Dirinya optimis, usaha ini bisa lebih maju dan berkembang serta bisa mempunyai SNI sendiri.

“Untuk saat ini posisinya karena usaha ini masih kecil-kecilan, jadi belum bisa mengurus SNI sendiri. Semoga kedepannya bisa membuka cabang di tempat lain,”harapnya.

Dengan menggunakan APE, proses pembelajaran akan lebih menarik dan anak cepat menyerap materi yang disampaikan gurunya.

 

(pkl1/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *