Dari ratusan TKI ini, sambung Tatang, mereka kebanyakan bekerja ke sejumlah negara Asia. Seperti Hongkong, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan Thaiwan. Selain itu, para TKI yang diberangkatkan tersebut, mayoritas masih bekerja di sektor informal.
“Para TKI asal Kabupaten Sukabumi ini, mereka lebih banyak memilih bekerja di sejumlah negara Asia. Sebab, pengiriman TKI untuk sektor informal ke negara timur tengah hingga kini masih belum bisa dilakukan. Lantaran, terkendala moratorium,” bebernya.
Sementara itu, Kepala Bidang Bina Pelatihan Kerja dan Produktivitas Tenaga Kerja, Disnakertrans Kabupaten Sukabumi, Agus Ernawan mengatakan, dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan keterampilan purna TKI atau purna pekerja Migran Indonesia dari segi manajemen kewirausahaan untuk dapat memanfaatkan hasil usahanya selama mereka bekerja diluar negeri.
Maka, Disnakertrans Kabupaten Sukabumi telah melaksanakan berbagai macam kegiatan. Seperti, pelatihan menjahit, pengolahan hasil pertanian dan teknis pengelolaan Home Stay. “Bagi purna pekerja Migran Indonesia yang tinggal di kawasan Geopark Ciletuh, telah diberikan pelatihan tersebut untuk mempunyai ketrampilan berwirausaha.
Sehingga para purna pekerja Migran Indonesia mempunyai ketrampilan, pekerjaan dan penghasilan untuk memenuhi kehidupannya dan tidak berusaha untuk kembali lagi bekerja ke luar negeri,” pungkasnya. (den/d)