Isu Tsunami Pantai Selatan, BMKG Imbau Jangan Panik

BANDUNG– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bandung mengimbau masyarakat tidak panik terkait adanya berita prediksi atau potensi tsunami di pantai selatan Jawa. Pihaknya tengah melakukan upaya mitigasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk melakukan pengurangan risiko gempa dan tsunami secara bertahap.

Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1, BMKG Bandung, Tony Agus Wijaya mengatakan, sebelumnya, prediksi itu dikatakan oleh peneliti tsunami pada Balai Pengkajian Dinamika Pantai Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Widjo Kongko dalam diskusi di gedung BMKG, Jalan Angkasa Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (3/4) lalu.

Bacaan Lainnya

Tony mengungkapkan, dalam hasil diskusi tersebut diungkapkan fakta bahwa wilayah Jawa bagian barat dilalui oleh sesar aktif, sehingga memiliki kemungkinan terjadi gempa besar di masa mendatang. Jalur sesar tersebut melalui kota-kota besar termasuk Bandung dan diduga juga melalui Jakarta, meskipun hal ini masih harus dikaji lebih lanjut.

Lanjutnya, bukan hanya gempa Bumi, wilayah Jawa Barat pun memiliki kemungkinan untuk terjadi tsunami yang cukup besar.

Menurutnya, kota-kota di Jawa bagian barat memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan pembangunan infrastruktur yang pesat, BMKG pun mengeluarkan rekomendasi agar wilayah Jawa bagian barat siaga apabila terjadi bencana besar. Selain itu, ada kemungkinan Selat Sunda mengalami gempa besar yang disusul dengan tsunami.

“Kawasan Banten ini kan kita tahu banyak pabrik kimia, dan belum ada mitigasi tsunaminya,” ujarya saat ditemui Radar Bandung (Pojoksatu.id), Rabu (4/4).

Tony mengatakan, telah memberikan rekomendasi kepada semua pihak dalam diskusi tersebut, untuk mendorong adanya sebuah penelitian lebih lanjut mengenai gempa di Jawa bagian barat ini, baik itu identifikasi serta pemetaan terhadap jalur sesar di Jawa bagian barat.

“Karena ini akan menyangkut masalah bangunan-bangunan vital yang ada di sekitar sumbersumber gempa itu, dan juga untuk menghitung kerugian ekonominya berapa,” terangnya.

Ia menjelaskan, ada beberapa poin penting yang harus masyarakat ketahui tentang potensi dan prediksi bencana tersebut. Pertama, sampai saat ini, di seluruh dunia, belum ada ilmu dan teknologi yang bisa melakukan prakiraan, kapan gempa bumi akan terjadi.

“Perkiraan awal kemungkinan terburuk itu berdasarkan model teoritis, yang waktu kejadiannya tidak dapat diprediksi,” jelasnya.

Ia menuturkan, hal terpenting yang perlu diakukan secara bersama adalah melakukan langkah mitigasi pengurangan risiko gempa dan tsunami secara bertahap dan dimulai dari yang kecil di sekitar kita, sehingga kapanpun terjadi bencana, warga sudah siap untuk menghadapinya. Misal dengan menyusun rencana jalur evakuasi saat terjadi gempa yaitu ke tempat terbuka terdekat di halaman yang aman atau memeriksa kekuatan bangunan dan menata interior agar benda tidak jatuh saat gempa.

“Kita hidup di daerah bencana gempa bumi. Kita tidak bisa menghindar, oleh karena itu kita harus tahu apa yang perlu dilakukan karena kita hidup di daerah yang rawan bencana gempa bumi dan tsunami,” pungkasnya.

(gum/radarbandung)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *