Pasar dan Harga, Dorongan Ekspor K-Pop yang Meningkat

Oleh: Dwi Putri Maharani
Mahasiswa Nusa Putra, program studi Manajemen

Fenomena Hallyu memiliki 4 (empat) topik yang menarik untuk dibahas, yaitu peran industri hiburan Korea dalam memilih strategi, pasar yang digandrungi oleh K-Pop, keberlanjutan industri, dan bagaimana Hallyu dapat menyebarkan budaya Korea ke sepenjuru dunia.

Bacaan Lainnya

Siapa sih yang tidak suka dengan K-Pop?

Apa yang membuat K-Pop spesial hingga memiliki istilah unik tersendiri, Hallyu? Apa yang membuatnya begitu mendunia ketika bahasa menjadi kendala?

Demam K-Pop atau Hallyu saat ini sudah mewabah ke hampir seluruh penjuru dunia melalui penampilan, suara, dan mode. Faktor inilah yang membuat para agensi besar di Korea seperti YG, SM, dan JYP tidak mau menyia-nyiakan kesempatan untuk mengasah bakat para artisnya. Namun, jika dilihat dalam faktor ekonomi terdapat 2 (dua) faktor utama yang menjadikan industri K-Pop begitu digandrungi, yaitu strategi dan pasar.

Pada pertengahan tahun 1990 menurut CEIC Data, Korea masih menjadi negara berkembang dengan PDB per kapita 279,3 miliar USD yang tidak jauh berbeda dari PDB per kapita negara-negara sub-sahara.

Di akhir tahun 1990, Korea mengalami krisis ekonomi Asia dengan efek lebih buruk dari yang dirasakan oleh negara di Eropa dan Amerika Serikat, hal itu menjadikan terhambatnya perkembangan industri hiburan di Korea Selatan. Hingga pada tahun 2019 PDB per kapita Korea dilaporkan sebesar 31,754.000 USD.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Korean Foundation, per tahun 2015 tercatat ada 35 juta penggemar K-Pop yang tersebar di 86 negara. Satu hal yang harus dipahami ketika berusaha memahami fenomena Hallyu ini bahwa tren global K-Pop bukanlah suatu kebetulan.

Hallyu adalah hasil kolaborasi sistematis pemerintah dan pihak swasta dalam pengembangan industri kreatif Korea Selatan yang dipicu oleh krisis finansial tahun 1997/98.

Jika dilihat dari sisi permintaan, untuk menemukan pasar K-Pop berawal dari pertunjukan music-intensive yang bergeser ke arah dance-intensive sebagai pengaruh musisi Rain dengan kemampuan menarinya yang luar biasa.

Terkait kendala bahasa, segmen dance-intensive tidak menjadikannya sebagai sebuah masalah seperti segmen music-intensive. Akibatnya makin ramai orang mempelajari bahasa Korea. Pada tahun 1997, sebanyak 2,274 orang mengambil Test Of Proficiency In Korean dan jumlahnya meningkat menjadi 44,477 orang di tahun 2010.

Bagaimana Hallyu menjadi pasar yang digandrungi untuk membantu Korea dari segi meluaskan pengaruh dan meningkatkan ekonomi negara? Selain melalui penampilan, suara, dan mode, Korea juga menggunakan K-Drama untuk memperkenalkan budaya dan warisan bangsa serta untuk mempromosikan lokasi wisata seperti Pulau Nami dan Pulau Jeju.

Hasilnya jumlah wisatawan meningkat dari 3,7 juta pada tahun 1995 hingga 17,2 juta pada tahun 2016. Industri hiburan Korea juga mempromosikan produk Korea seperti Samsung dan Hyundai. Selain itu, celebrity effect telah meningkatkan permintaan terhadap k-fashion, k-beauty, dan k-food.

Dilihat dari segi ekspor, industri K-Pop menjadi subjek dari pertumbuhan yang sangat tinggi dengan tingkat pertumbuhan ekspor rata-rata mencapai 36,4% pada periode 2010-2015. Contohnya total pendapatan ekspor dari ketiga agensi besar industri hiburan Korea yaitu SM, YG, dan JYP Entertainment atau yang biasa disebut “Big 3”.

Content Korea beserta Dinas Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan mencatat laporan total pendapatan ekspor yang dihasilkan oleh SM Entertainment pada tahun 2012 sebesar 94,83 juta USD, angka ini meningkat 115,7% dari tahun 2011.

Total pendapatan ekspor dari YG Entertainment meningkat 67,8% dari tahun 2011 menjadi 48,92 juta USD. Sedangkan total pendapatan dari JYP Entertainment sebesar 1,16 juta USD, angka ini menurun 55,3% dari tahun sebelumnya.

Pada awal April 2014, Dinas Pengawas Keuangan Korea Selatan mencatat bahwa penghasilan tahun 2013 dari SM, YG, dan JYP Entertainment naik hingga dua kali lipat dari tahun 2010. Total penjualan yang diperoleh SM Entertainment meningkat 90,2% dari 2010, yaitu sebesar 156 juta USD. YG Entertainment mengalami peningkatan yang luar biasa sebesar 135,9% dari tahun 2010, yaitu sebesar 100 juta USD. Sedangkan JYP Entertainment naik dari 10 juta USD pada tahun 2010 menjadi 17 juta USD.

Analisis pasar percaya bahwa meningkatnya popularitas K-Pop dan Hallyu di seluruh Asia, Eropa, dan Amerika Utara merupakan faktor utama dalam meningkatnya ekspor ini, serta tingkat ekspor yang tinggi tersebut disebabkan juga oleh setidaknya 3 faktor lain, yaitu segmen pasar yang kecil, intensitas kompetisi pada pasar tersebut, dan perbedaan harga produk di Korea dari produk negara industri lainnya.

Hallyu telah merajai pasar industri hiburan di Asia, penggemarnya ada di setiap kalangan terutama remaja dan kaum hawa seperti halnya di Indonesia.

Hallyu wave semakin terasa di Indonesia ketika melihat fashion yang sekarang banyak berkiblat pada negeri ginseng tersebut, tren makanan Korea, serta semakin banyak promotor yang mendatangkan idol group Korea Selatan untuk mengadakan konser, fanmeeting, dan fansign di Indonesia seperti EXO, NCT, Day6, Winner, Stray Kids, dan idol group lainnya.

Secara tidak langsung hal tersebut dapat dijadikan ajang untuk mempromosikan wisatawan asing berkunjung ke Indonesia, bahkan tak jarang beberapa idol K-Pop ikut mempromosikannya.

Selain itu, efek popularitas K-Pop di Indonesia semakin mempererat hubungan Indonesia dan Korea Selatan untuk memagari ekonomi mereka dari dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang memanas.

Dengan ekspansi ke Indonesia dan menjadikannya sebagai salah satu untuk pengembangan bisnis di kawasan selatan, Korea Selatan mulai mengurangi ketergantungannya kepada AS, China, Jepang, dan Rusia.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *