Mengenal Inflasi Dan Kebijakan Kebijakan Dalam Mengatasi Inflasi

Arga Surya Dipraja

Oleh : Arga Surya Dipraja
Mahasiswa Program Studi Manajemen
Universitas Nusa Putra

Inflasi adalah suatu keadaan perekonomian di suatu negara dimana terjadi kecenderungan kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam waktu yang panjang (kontinu) disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang.

Bacaan Lainnya

Kenaikan harga yang sifatnya sementara tidak termasuk dalam inflasi, misalnya kenaikan harga-harga menjelang hari raya Idul Fitri.

Pada umumnya inflasi terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan. Inflasi adalah gejala ekonomi yang tidak mungkin dihilangkan secara tuntas. Berbagai upaya yang dilakukan biasanya hanya sebatas pengendalian inflasi saja.

Tentu saja inflasi tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang memengaruhi terjadinya inflasi. Secara umum, penyebab inflasi adalah karena terjadinya kenaikan permintaan dan biaya produksi. Inflasi yang terjadi disebabkan karena peningkatan permintaan untuk jenis barang/jasa tertentu.

Dalam hal ini, peningkatan permintaan jenis barang/jasa tersebut terjadi secara menyeluruh (agregat demand). Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:

Meningkatnya belanja pemerintah, Meningkatnya permintaan barang untuk diekspor, Meningkatnya permintaan barang untuk swasta.

Inflasi yang terjadi karena meningkatnya biaya produksi. Adapun peningkatan biaya produksi disebabkan oleh kenaikan harga bahan-bahan baku, misalnya: Harga bahan bakar naik, dan Upah buruh naik. inflasi yang terjadi karena uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibanding yang dibutuhkan.

Ketika jumlah barang tetap, sedangkan uang yang beredar meningkat dua kali lipat, maka bisa terjadi kenaikan harga-harga hingga 100%.

 Inflasi pun ada beragam jenisnya. Utamanya, jenis-jenis inflasi dapat dibagi berdasarkan 3 hal, yakni tingkat keparahan, penyebab dan sumbernya. Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dibagi menjadi 4 yaitu: Inflasi Ringan, yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu menganggu perekonomian suatu negara.  Terjadi kenaikan harga barang/jasa secara umum, yaitu di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.

Inflasi Sedang, yaitu inflasi yang dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan tetap, namun belum membahayakan aktivitas perekonomian suatu negara. Inflasi ini berada di kisaran 10% – 30% per tahun. Inflasi Berat, yaitu inflasi yang mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara.

Pada kondisi ini umumnya masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak mau menabung karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Inflasi ini berada di kisaran 30% – 100% per tahun.

Inflasi Sangat Berat (Hyperinflation), yaitu inflasi yang telah mengacaukan perekonomian suatu negara dan sangat sulit untuk dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada di kisaran 100% ke atas per tahun.

Berdasarkan penyebabnya, inflasi dapat dibedakan menjadi , yaitu: Demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena permintaan akan barang/ jasa lebih tinggi dari yang bisa dipenuhi oleh produsen.

Cost push inflation, yaitu inflasi yang terjadi karena terjadi kenaikan biaya produksi sehingga harga penawaran barang naik. Bottle neck inflation, yaitu inflasi campuran yang disebabkan oleh faktor penawaran atau faktor permintaan.

Berdasarkan sumbernya, inflasi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: Domestic inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari dalam negeri. Inflasi ini terjadi karena jumlah uang di masyarakat lebih banyak daripada yang dibutuhkan.

Inflasi jenis ini juga dapat terjadi ketika jumlah barang/ jasa tertentu berkurang sedangkan permintaan tetap sehingga harga-harga naik. Imported inflation, yaitu inflasi yang bersumber dari luar negeri.

Inflasi ini terjadi pada negara yang melakukan perdagangan bebas dimana ada kenaikan harga di luar negeri. Contoh, Indonesia melakukan impor barang modal dari negara lain.

Ternyata harga barang-barang modal di negara tersebut naik, kenaikan harga tersebut berdampak bagi Indonesia sehingga mengakibatkan inflasi.

“Hal ini bisa terjadi ketika pemerintah menerapkan sistem anggaran defisit, dimana kekurangan anggaran tersebut diatasi dengan mencetak uang baru. Namun, hal tersebut membuat jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin bertambah dan mengakibatkan inflasi.”

Kondisi ekonomi seperti ini tentu memiliki dampak positif dan negatif bagi suatu negara maupun rakyatnya. Dampak-dampak ini dapat kita lihat melalui beberapa aspek kehidupan masyarakat.

Dampak inflasi terhadap pendapatan, Inflasi dapat memberikan dampak positif dan negatif terhadap pendapatan masyarakat.

Pada kondisi tertentu, misalnya inflasi lunak, justru akan mendorong para pengusaha untuk memperluas produksi sehingga meningkatkan perekonomian.

Namun, inflasi akan berdampak buruk bagi mereka yang berpenghasilan tetap karena nilai uangnya tetap, sedangkan harga barang/ jasa naik.

Dampak inflasi terhadap ekspor, Kemampuan ekspor suatu negara akan berkurang ketika mengalami inflasi, karena biaya ekspor akan lebih mahal.

Selain itu, daya saing barang ekspor juga mengalami penurunan, yang pada akhirnya pendapatan dari devisa pun berkurang.

Dampak inflasi terhadap minat menabung. Dampak inflasi terhadap kalkulasi harga pokok, Kondisi inflasi akan mengakibatkan perhitungan penetapan harga pokok menjadi sulit, karena bisa menjadi terlalu kecil atau terlalu besar.

Persentase inflasi yang terjadi di masa depan seringkali tidak dapat diprediksi dengan akurat. Hal ini kemudian akan membuat proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi tidak akurat. Pada kondisi tertentu, inflasi akan membuat para produsen kesulitan dan mengakibatkan kekacauan perekonomian.

  Inflasi kerap terjadi secara tiba-tiba, tanpa peringatan apa pun. Tidak heran jika fenomena ini sering membuat khalayak publik kebingungan dan ingin mengetahui apa penyebabnya.

Seperti yang disebutkan pada pengertian inflasi di atas, semakin banyak uang yang beredar maka harga-harga akan naik.

Menurut Teori Keynes, inflasi bisa terjadi ketika suatu golongan masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonominya, dengan membeli barang dan jasa secara berlebihan.

Sesuai hukum ekonomi, semakin banyak permintaan sedangkan penawaran tetap, maka harga-harga akan naik. nflasi juga dapat terjadi ketika produsen tidak bisa mengantisipasi dengan cepat terjadinya kenaikan permintaan akibat pertambahan penduduk.

Karena terjadi secara alamiah, inflasi bukanlah fenomena ekonomi yang dapat dihindari, hanya dapat diatasi. Untuk melakukan hal ini, perlu penanganan yang serius dalam pengerjaannya.

Cara-cara yang dapat diambil adalah dengan memberlakukan kebijakan-kebijakan tertentu.

Kebijakan yang bisa diambil untuk mengatasi masalah inflasi, salah satunya Kebijakan Fiskal, Kebijakan fiskal adalah langkah mengatasi inflasi untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran pemerintah, yang memiliki beberapa keuntungan antara lain:

Menghemat pengeluaran Pemerintah “Untuk mengurangi permintaan akan barang dan jasa yang dapat menurunkan harga, pemerintah harus menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran.

Cara mengatasi inflasi tersebut terbukti efektif untuk mengatasi inflasi.”, Menaikkan tarif pajak “Jika tarif pajak untuk rumah tangga dan perusahaan dinaikkan, hal ini dapat mengurangi tingkat konsumsi, sehingga harga dapat turun.”

Kebijakan Moneter, bertujuan menjaga kestabilan moneter, agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ada  beberapa cara untuk mencapai hal tersebut: Kebijakan Penetapan Persediaan Kas, dengan mengurangi jumlah uang beredar, inflasi dapat ditekan.

Bank sentral dapat mengambil keputusan untuk mengurangi uang yang beredar dengan jalan menetapkan persediaan uang yang beredar dan menetapkan persediaan uang kas pada bank-bank. Kebijakan Diskonto,

Meningkatkan nilai suku bunga, agar masyarakat bersemangat untuk menabung. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka, Mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara menjual surat-surat berharga.

Di samping kedua jenis kebijakan di atas, ada pula kebijakan-kebijakan lain yang dapat ditetapkan oleh pemerintah untuk mengendalikan atau mengatasi inflasi, yakni:

Meningkatkan Produksi & Menambah Jumlah Barang Dipasar, Pemerintah dapat melonggarkan keran impor dengan cara menurunkan bea masuk barang impor, seperti membuka keran import beras.

Menetapkan Harga Maksimum Untuk Beberapa Jenis Barang, Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada, sehingga inflasi dapat dikendalikan. Tetapi harus realistis. Kalau tidak, akan menjadi pasar gelap (black market).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *