Afghan 2.0

Dahlan Iskan
Dahlan Iskan

Pastun menguasai 50 persen penduduk. Hazaras hanya 9 persen –sama dengan suku Tajiks yang juga 9 persen. Suku-suku lainnya amat kecil-kecil.

Bacaan Lainnya

Orang-orang kaya suku Pastun hampir selalu punya pembantu orang Hazaras. Tidak ada orang Pastun yang mau jadi pembantu atau buruh kasar. Orang Pastun adalah orang dengan mental juragan. Dengan harga diri yang sangat tinggi.

Hazaras memang hanya 9 persen –mirip jumlah Tionghoa di Indonesia– tapi mereka terkonsentrasi di satu wilayah tengah. Yakni di sebelah barat Kabul. Dengan demikian untuk wilayah itu, suara Hazaras dominan. Pemerintahan lokal pun pemerintahan Hazaras.

Konflik di antara Pastun dan Hazaras bukan hanya soal juragan dan pembantu. Masih ditambah soal aliran keagamaan. Pastun adalah penganut Sunni. Hazaras umumnya penganut Syiah.

Kenyataan seperti itulah yang membuat Afghanistan agak sulit mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA) yang kaya raya.

Di UEA hanya ada dua ke-emiran besar: ke-emiran Abu Dhabi dan Dubai. Lima ke-emiran lainnya sangat kecil-kecil. Ke-emiran Ras al Khaimah misalnya, hanya berpenduduk 300.000 orang –hanya seperti satu kecamatan di Jawa. Bahkan ke-emiran Ajman luasnya hanya 15 km x 15 km.

BACA JUGA :Sosok Mbah Jambrong Jampang Surade, Dukun Sakti Sukabumi yang Miliki Uang Palsu Rp1,5 Milyar

Di UEA, pembagian kue kekuasaan dengan mudah dibagi. Presiden UEA harus selalu dari Abu Dhabi. Sedang perdana menteri harus dari Dubai. Lima emir lainnya dapat jatah di kementerian.

Masing-masing emir mengatur pemerintahan mereka sendiri. Pemerintah pusat tidak punya hak ikut campur. Bahkan ketika Dubai nyaris bangkrut 15 tahun lalu –akibat ambisi besarnya untuk menjadi Singapura-nya dunia Arab– pemerintah pusat tidak turun tangan. Emir Abu Dhabi-lah yang menyelamatkan keuangan Dubai. Lewat skema pinjam-meminjam seperti antar negara.

Di Afghanistan –kalau jadi bentuk negaranya adalah ke-emiran– pasti Pastun yang menjadi pimpinan negara dan pimpinan pemerintahan. Hanya apakah ibu kota akan kembali pindah ke Kandahar belum ada tanda-tanda ke sana. Kota Kandahar adalah kota terbesar kedua. Lebih dekat ke Pakistan. Di situlah Taliban didirikan. Di wilayah itu, suku Pastun lebih dominan.

Saya belum tahu bagaimana di wilayah yang didominasi suku Tajiks. Apakah suku Tajiks bisa bersatu atau terbagi juga ke dalam berapa ke-emiran. Sedang di wilayah Hazaras rasanya hanya akan ada satu ke-emiran. Paham Syiah membuat mereka lebih tunduk ke satu imam.

Apakah Hazaras akan mendapat tempat yang layak? Itu masih tanda tanya besar. Itu memerlukan jiwa besar Pastun untuk bisa menerima apa yang mereka anggap sebagai ”kasta terendah” itu.

Di UEA memang ada jabatan presiden dan perdana menteri. Tapi itu hanya istilah saja. Sistem pemerintahannya murni otoriter kerajaan. Bukan presidensial, bukan pula parlementer.

Di Afghanistan mungkin akan ada dewan tertinggi emir. Semacam Syuriah di NU atau Dewan Syuro di PKS. Lalu ada Tanfidziah yang akan memegang pemerintahan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *