Survei, AHY Makin Menguat, Begini Peta Elektabilitas Demokrat

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) (tengah) didampingi pendukungnya berjalan memasuki Kementerian Hukum dan HAM untuk menyerahkan berkas keabsahan organisasi dan AD/ART partai di Jakarta. AHY meminta pemerintah menyatakan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang ilegal dan inkonstitusional. (Dery Ridwasah/ JawaPos.com)

JAKARTA — Tercatat sepanjang triwulan IV 2021, ada delapan lembaga yang merilis survei elektabilitas tokoh. Sebagian besar menempatkan elektabilitas Ketua Umum PD Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pada urutan empat besar.

Sementara itu, lebih dari enam lembaga merilis hasil survei elektabilitas partai politik. Hasilnya beragam, tapi sebagian besar menempatkan elektabilitas Partai Demokrat pada empat besar teratas.

Bacaan Lainnya

Tiga lembaga anggota Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) menempatkan elektabilitas PD pada empat besar, yaitu 8,6 persen (SMRC) pada bulan Oktober dan 10 persen (Indikator) pada bulan Desember 2021. Lembaga Indopol yang juga anggota Persepi menempatkan Demokrat di posisi keempat, pada bulan Desember 2021.

Di luar itu, lembaga survei Polmatrix menempatkan Demokrat pada posisi keempat. Sedangkan lembaga Survei CISA menempatkan Demokrat di posisi kedua setelah PDIP.

Pada survei elektabilitas tokoh, dua lembaga survei, termasuk satu anggota Persepi, menempatkan elektabilitas Ketum AHY pada empat besar, yaitu 5,3 persen (Indopol) dan 10 persen (IPO). Satu lembaga non Persepi bahkan menempatkan AHY pada urutan dua besar dengan tingkat elektabilitas 18,8 persen (CISA). Anggota Persepi Indikator menemukan tingkat elektabilitas AHY sebesar 4,6 persen, pada urutan enam besar.

Menanggapi hasil-hasil survei ini, Wasekjen DPP PD Jovan Latuconsina mengatakan, pihaknya mengapresiasi kepercayaan publik yang tercermin pada hasil-hasil survei elektabilitas tersebut. Meskipun angkanya berbeda-beda, namun bisa disimpulkan angka-anagka itu menunjukan sinyal yang optimistis.

Dalam melihat hasil survei, Jovan mengatakan Demokrat juga mempertimbangkan kredibilitas lembaga survei, dengan melihat apakah lembaga tersebut anggota organisasi profesi Persepi atau Aropi.

“Memang belum semua lembaga survei menjadi anggota organisasi profesi, tapi setidaknya dalam organisasi profesi lembaga survei, ada kode etik dan Dewan Etik yang bisa menguji dan menjatuhkan sanksi jika ada niat buruk menyimpangkan metodologi penelitian,” kata Jovan.

Namun, Jovan juga mengakui, pihaknya tidak ingin berpuas diri. Karena perisapan pemilu masih tiga tahun lagi. Sebab, tujuan utama partai adalah menang pemilu bukan jadi juara survei.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *