JAKARTA— Sikap planga-plongo adalah ekspresi kedunguan. Sementara dungu adalah soal cara berpikir. Sehingga menuntut pujian terhadap hal yang memang menjadi tugasnya merupakan logika dungu.
“Mengapa kalian terus memusuhi kata dungu? Apakah dia mengancam kalian?” ujar Rocky Gerung, akademisi dari Universitas Indonesia.
Misalnya, kata Rocky, menuntut pujian terhadap hal yang memang menjadi tugas dia. “Itu logika dungu.” Rocky memberi contoh, memakai index gini untuk mengklaim keadilan sosial. “Itu dungu.” atau naik angkot pake mahkota raja. Walaupun itu pilihan etis, tapi secara estetis itu dungu.
Jadi, ujar Rocky, mengapa kalian memusuhi kata dungu, sambil terus memperbanyak ekspresinya? Rocky menegaskan, dungu bukan tentang orang, tapi ekspresi cara berpikir.
Menurut Rocky, bila anda dibilang dungu, itu bukan evaluasi etis. Itu sepenuhnya pembuktian logis. “Bila tak boleh ada kesimpulan dungu,” kicau Rocky melalui akun twitternya @rockygerung, “berarti semua penalaran adalah benar? Lalu mengapa kalian masih di kolam?”
(dem)
