Melihat Peluang Balon ‘Kandas’

SUKABUMI— Deretan nama bakal calon (balon) walikota dan wakil walikota sukabumi sudah mulai muncul ke permukaan, mulai dari nama-nama yang tidak asing lagi dikalangan politisi Kota Sukabumi hingga nama-nama baru mulai jadi perbicangan warga di warung kopi.

Beberapa nama yang sudah muncul dan dipastikan akan siap bertarung di Pilwalkot 2018 mendatang diantaranya, Wakil Walikota Sukabumi Achmad Fahmi, Sekeratris Daerah (Sekda) Kota Sukabumi Hanafie Zain, Ketua Partai Nasdem Mulyono, Ketua DPD Partai Golkar Jona Arizona, Direktur PDAM TBW Anton Rachman Suryana, Mantan Ketua DPD Partai Golkar yang juga kader Demokrat Andri Hamami, Ketua Partai Gerindra Dedi R Wijaya serta Ketua DPC Partai Hanura Bayu Waluya digadang-gadang akan maju sebagai balon.

Bacaan Lainnya

Namun, melihat pengalaman di pilkada sebelumnya. Nama-nama yang sudah muncul sebagai balon, belum tentu bisa menjadi calon dan mendaftar ke KPU. Alasanya bermacam, mulai tidak ada partai yang mendukung atau mengusung hingga ditinggalkan koalisi. Akankah di Pilwalkot 2018 mendatang, ada balon yang kandas hingga tidak bisa ikut mendaftar ke KPU.

Pengamat Politik dan Kebijakan Publik Asep deni menilai bahwa kondisi ada calon yang kandas tersebut, saat ini belum saatnya dikomentari. Kemungkinan ada balon yang sudah di harapkan tim sukses maju, tapi batal maju karena partai yang akan digunakan untuk maju tidak mau mengusung atau mendukung.  “Namanya korban itu (balon kandas red).

Tapi, nanti setelah pendaftaran di KPU bukan sekarang. Manakala, Balonnya itu sudah persiapan, dam serta sudah bekerja tapi partai politik tidak mengusung yang bersangkutan menjadi Calon Walikota dan Wakil Walikota Sukabumi,”ujar Pengamat Poltik dan Kebijakan Publik, Asep Deni kepada Radar Sukabumi, Senin (16/10).

Menurut Asep, jika hal yang seperti itu terjadi. Artinya, nasib apes menimpa salah satu kandidat yang digadang-gadang maju itu, dirinya mengharapkan kepada kandidat tersebut untuk menerimanya dengan ikhlas. Pasalnya, hal tersebut dinilai biasa dalam politik diajang lima tahunan tersebut. “Di politik itu biasa, resiko politik itu ketika yang bersangkutan memiliki keinginan dan Partai Politik tidak menginginkannya. Maka, pilihannya harus legowo,” ujarnya.

Oleh karena itu, lanjut Asep menjelaskan, sebelum hal tersebut terjadi, dirinya menyarankan kepada setiap kandidat yang bakal bertarung di Pilwalkot Sukabumi nanti, untuk melakukan pengkajian serta melakukan pemetaan secara politik.

Artinya, apakah bisa atau tidak berangkat dan mendapatkan dukungan dari Parpol, itu pertanyaannya. “Karena, Balon itu harus mengukur elektabilitasnya serta popularitasnya dan bisa bekerja melayani masyarakat tidak. Kalau tidak ada partai pengusungnya berat. Bisa juga ada, tapi partai pengusungnya tidak mencukupi suaranya, itu sama-sama berat,” katanya.

Maka dari itu, dirinya menyarankan kepada setiap Balon yang memiliki niatan untuk bertarung di Pilwalkot nanti, dapat memanfaatkan waktu yang tersisa ini untuk melakukan komunikasi Politik dengan semua Partai.

Termasuk, meyakinkan Parpol dengan popularitasnya serta elektabilitasnya dan visi misinya yang memiliki keterpihakan kepada masyarakat Kota Sukabumi untuk membangun Kota Sukabumi kedepan. “Tidak semua yang berada di partai poltik itu, harus menjadi walikota atau wakil walikota. Tapi juga harus ada yang menjadi pendukunngnya. Karena, perjuangan partai ini sejatinya yaitu perjuangan untuk kesejahteraan masyarakat,”paparnya. (cr5)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *