Kemungkinan 50 Persen Suara Masyarakat Pragmatis

SUKABUMI— Pemilihan Kepala daerah (Pilkada) langsung bakal serentak dilakukan pada bulan Juni mendatang, atau seminggu setelah perayaan hari Idul Fitri tahun ini. Banyak beberapa masyarakat menilai bahwa penetuan kemenangan paslon ditentukan pada saat lebaran tiba, apakah paslon itu memberikan kontribusi kepada masayarakat atau tidak.

Namun, hal itu dibantah oleh pengamat politik Munandi Saleh, menurutnya penentuan kemenangan paslon bukan di pada saat Idul Fitri saja tetapi di detik-detik pencoblosan berlangsung.

Bacaan Lainnya

Hal ini bisa terjadi, dikarenakan masyarakat saat ini hampir 50 persen suara posisinya berada di segmen money politik pragmatis. “Saya tidak setuju, penentuan kemenangan itu ada di Idul Fitri, kan ada tujuh hari lagi. Dan kalau pemilih pragmatis tentunya bisa menentukan pemilihan pada akhir pencoblosan akan berlangsung, “tukas Munandi saat dihubungi radarsukabumi, (30/3)

Selain itu juga, jika ketahuan melakukan sogokan atau pemberian yang menerima dan yang memberi bisa saja terkena hukum sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Namun, dirinya kembali menegaskan bahwa saat ini masyarakat antara money politik pragmatis, masyarakat yang beridologis serta yang euforia lebih banyak yang pargmatisnya.

“Kan begini, masyarakat yang idologis pasti tidak akan goyah memilih pilihannya baik itu melihat partai atau figurnya, kedua ada kelompok yang euforia adalah masyarakat yang melihat apakah pemimpin ini menguntungkan atau tidak dalam lima tahun kedepan bagi dirinya, kalau dirasa menguntungkan dirinya tidak akan berpindah pilihan dan ketiga adalah masyarakat money politik pragmatis itu sendiri, ini yang susah.

Karena seperti saya bilang tadi masyarakat ini bisa menentukan pilihannya saat detik akan mencoblos saja, “tegasnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, masyarakat pragmatis biasa saja hari ini ikut kepada calon A tiba-tiba didetik terakhir berbelot kepada calon B. Itu sangat mungkin terjadi.

“Ini sangat menarik, dan kalau ingin menang tergangtung dari para strategi para paslon kedepan seperti apa. Aturan jelas, bahwa kalau memberi kepada masyarakat dengan ujungnya penekanan harus memilih itu adalah dilarang, sementara masyarakat banyak yang pragmatis,”tukasnya. (hnd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *