SUKABUMI – Perhelatan politik di Kabupaten Sukabumi semakin memanas, koalisi yang sudah dibangun antar partai pun kembali bergejolak dan berubah haluan. Termasuk DPD Partai Golkar yang telah ditinggalkan Partai Gerindra dan berpotensi ditinggalkan DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Padahal sebelumnya 3 partai politik itu, telah resmi menyatakan berkoalisi dan bersepakat mengusung satu nama bakal calon (Bacalon) Bupati Sukabumi, Asep Japar atau pria yang akrab disapa Asjap pada perhelatan Pilkada 2024, di Cafe Sulanjana, Selabintana.
Perjalanannya, Partai Gerindra saat ini resmi bergabung dengan Partai Demokrat dan PKS serta bersepakat mengusung Iyos Somantri menjadi Bacalon Bupati Sukabumi. Di sisi lain, DPC PPP saat ini memilih untuk cooling down terlebih dahulu dan belum menentukan arah pilihan koalisinya kemana.
Sementara itu, DPD Partai Golkar telah resmi mengusung pasangan bacalon Bupati – Wakil Bupati Sukabumi, Asep Japar-Andreas pada Pilkada 2024 yang akan digelar pada tanggal 27 November. Sedangkan, dari DPC PPP pun telah menyiapkan para bacalon Wakil Bupati sendiri. Dengan demikian DPD Partai Golkar berpotensi ditinggalkan dua partai koalisinya.
Ketua desk Pilkada dari DPC PPP Kabupaten Sukabumi, Andri Hidayana menyatakan, PPP saat ini memilih cooling down. Hal ini pasca Partai Gerindra hengkang dari koalisi dengan PPP dan Partai Golkar.
“Pilkada 2024, PPP hari ini memilih cooling down (pendinginan, red) dulu, karena kami pun melihat untuk menentukan seorang pemimpin 5 tahun kedepan tentu tidak bisa dengan emosional, dengan pragmatis, atau apapun itu,” ujar Andri kepada radar sukabumi seusai pelantikan 50 orang anggota dewan terpilih, pada Senin (05/08) lalu.
Andri juga menegaskan, pihaknya akan lebih dulu membaca secara siklus bagaimana peta politik hari ini dan di minggu minggu ini akan ada kejutan kejutan yang akan diketahui oleh semua pihak. “Perhari ini, kita cooling down dulu, belum menentukan pilihan arah harus kemana kita berlabuh, kita juga kabupaten tentu tidak akan melebihi dari pada kapasitas provinsi dan pusat,” ucapnya.
Lanjut Andri, sementara ini DPC PPP belum menyatakan keluar dari partai koalisi yang telah dibangun dengan Golkar dan Gerindra. Pasalnya, hal itu harus melalui mekanisme kelembagaan.
“Betul belum keluar, karena kita itu bicaranya resmi secara kelembagaan dan tentu ada mekanisme partai yang akan menyelesaikan ataupun tahapannya. Kita masih di sana (koalisi sulanjana) per hari ini, tetapi kita juga tidak tahu sore, besok atau lusa, ya ini kan namanya politik,” ungkapnya.