DPP Rekomendasi Golkar untuk Pilgub Jabar Berubah

JAKARTA— Wakil Sekretaris DPP Partai Golkar Ratu Dian Hatifah mengatakan, bahwa rekomendasi Partai Golkar di Pilgub Jawa Barat memiliki potensi untuk berubah. Perubahan ini, kata dia, dapat terjadi usai Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 19 dan 20 Desember 2017 mendatang. Agenda ini akan didahului oleh Rapat Pimpinan Nasional sehari sebelumnya.

Meski begitu, Ratu mengatakan sampai hari ini belum ada perubahan rekomendasi kontestasi lima tahunan tersebut. Seluruh produk hukum yang dipakai masih hasil dari proses yang dijalankan oleh mantan Ketua Umum DPP Golkar Setya Novanto dan Sekretaris Jenderal Idrus Marham. “Sampai sekarang ini, Golkar belum ada perubahan untuk Pilgub Jabar. Tetapi rekomendasi memiliki potensi berubah setelah Munaslub beberapa hari lagi. Peluangnya, fifty-fifty lah di Munaslub nanti,” ujar Ratu saat dihubungi, Jumat (15/12) siang.

Bacaan Lainnya

Menurut Ratu, usulan perubahan rekomendasi sebenarnya sudah mengemuka dalam rapat pleno DPP Partai Golkar pada Rabu, (13/12) kemarin lusa. Akan tetapi, karena dikhawatirkan mengganggu fokus agenda pleno, maka pembahasan perubahan rekomendasi akan dilaksanakan usai Munaslub digelar.

“Kemarin itu saat rapat pleno telah ada pembahasan tentang usulan perubahan rekomendasi calon dalam Pilkada. Namun, disepakati untuk diundurkan waktunya. Fokus kemarin kan soal pergantian Ketua Umum,” katanya.

Ratu pun mengaku tidak mengetahui apakah agenda Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) pada 18 Desember 2017 akan membahas perubahan rekomendasi atau tidak. Untuk diketahui, Rapimnas merupakan forum tertinggi setelah Munas yang harus menghadirkan semua unsur DPP dan DPD I Partai Golkar se-Indonesia. “Saya juga belum bisa menjelaskan apakah rekomendasi akan dibahas dalam Rapimnas,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi menyerahkan sepenuhnya keputusan terkait pencalonan Gubernur Jawa Barat pada ketum Golkar yang baru, Airlangga Hartarto. Apakah akan tetap merekomendasikan Ridwan Kamil sebagai cagub yang didukung pada Pilkada 2018, atau mengubah rekomendasi dengan mengusung dirinya.

“Seluruhnya diserahkan kepada Pak Airlangga Hartarto. Saya tidak ada keinginan untuk mengubah. Kan yang menginginkan adalah masyarakat, keluarga besar Golkar (Jawa Barat,red). Mencalonkan itu bukan keinginan individu tapi masyarakat luas,” ujar Dedi di Jakarta, Jumat (15/12).

Meski menyerahkan keputusan pada Airlangga, Dedi optimistis Airlangga yang juga menjabat Menteri Perindustrian tersebut bakal mendengar suara kader Golkar Jawa Barat.

“Dari awal kan saya dorong Pak Arlangga. Kalau saya dorong berarti memiliki kepercayaan. Dorongan saya pelaksanan Munaslub Golkar, bukan untuk kepentingan pencalonan gubernur tapi menyelamatkan Golkar,” ucap bupati Purwakarta dua periode itu.

Saat ditanya apakah Dedi melihat peluang Golkar bakal mengubah rekomendasi nantinya, Dedi hanya menyatakan pasti ada peluang. Namun yang memiliki peluang tersebut adalah masyarakat Jawa Barat, bukan dirinya secara pribadi.(gir/nif/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *