Pengamat: Suara Santri Fleksibel

JAKARTA— Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dua kubu pasangan calon presiden yang bertarung di Pilpres 2019 perlu tahu, bahwa pesantren bersifat otonom.

Baik dalam membina dan mengurus pesantren masing masing, maupun sampai urusan politik. “Tidak ada alur komando dan instruksi yang membuat para kiai hanya mengikuti arus dukungan terhadap kandidat tertentu, bahkan yang tergabung dalam satu organisasi sekalipun,” ujar Pangi di Jakarta, Senin (22/10).

Bacaan Lainnya

Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting ini, situasi yang ada membuka ruang kepada masing-masing kubu pendukung capres-cawapres melakukan pendekatan yang lebih intensif.

Karena peluang untuk mendapatkan dukungan dari kalangan santri masih terbuka lebar. “Pendekatan yang intensif dan kemampuan memberikan janji angin surga yang menyakinkan, bisa menjadi kunci dalam pendekatan ini, bukan hanya terpaku pada kandidat yang pernah nyantri atau tidak,” ucapnya.

Meski begitu, Pangi meyakini, santri dan kiai sadar mereka kerap hanya dijadikan komoditas politik dalam mendulang elektoral dalam setiap hajatan kontestasi. Karena itu, dua kubu yang bertarung di Pilpres penting memastikan janji yang diucapkan bisa benar-benar terealisasi ketika nantinya terpilih.

“Saya kira kalangan santri juga sadar dan punya kalkulasi politik sendiri. Mereka tidak lagi mau hanya dimobilisasi mendukung kandidat tertentu dan kemudian mereka diabaikan dan ditinggalkan,” pungkas Pangi.

 

(gir/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *