DeMul Siap Atasi Banjir

BEKASI— Warga Desa Karang Patri, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi mengeluh kepada calon Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi. Keluhan tersebut berisi tentang lelahnya warga setempat menghadapi banjir saat musim hujan tiba. Banjir yang kerap mengepung desa tersebut akibat luapan Sungai Cibeet yang tidak jauh dari desa setempat. Wastim (34), salah seorang warga mengatakan lahan pertanian miliknya selalu rusak akibat luapan sungai tersebut. “Air luapan itu mulanya ke lahan pertanian, terus ke pemukiman Pak. Kami ini lelah karena banjir,” katanya, Rabu (7/3).

Menghadapi keluhan tersebut, Dedi Mulyadi yang memang dikenal responsif terhadap aduan warga itu menawarkan solusi. Menurut dia, pembangunan bendungan di Sungai Cibeet harus segera dilakukan. “Hulu Sungai Cibeet ini kan ada di daerah Bogor. Jadi, disana harus segera dibangun bendungan untuk mengatur debit air yang mengalir kesini,” katanya.

Bacaan Lainnya

Fenomena pendangkalan sungai turut menjadi perhatian calon wakil gubernur bernomor urut 4 tersebut. Karena itu, dia meminta kepada warga untuk tidak membuang sampah ke sungai karena akan berakibat pendangkalan secara terus menerus. “Makanya, sungai juga harus dikeruk dari hulu sampai hilir. Kalau kita urus bagian hilir tetapi bagian hulu kita lupakan ya gak akan beres. Semua harus terintegrasi,” ungkapnya.

Bukan kali ini saja pria yang mengabdikan dirinya di Purwakarta selama 20 tahun itu memberikan solusi banjir di Bekasi. Saat berkunjung ke Desa Srimahi, Kecamatan Tambun Utara, Dedi Mulyadi menyampaikan program lima ribu kampung. Jawa Barat sebagai salah satu daerah rawan bencana di Indonesia membutuhkan rumah-rumah yang tahan gempa dan tahan banjir. Karena itu, berdasarkan kearifan orang Jawa Barat pada masa lalu, rumah panggung yang terbuat dari kayu menjadi salah satu tawarannya.

“Jadi rumahnya dibuat tinggi, agak jauh dari permukaan tanah. Kalau dibiarkan kan kasihan. Kampung-kampung itu nanti rumahnya sama,” ucapnya, Selasa (27/2).
Di tempat tersebut, Dedi Mulyadi juga mengungkapkan trilogi pembangunan ala orang Jawa Barat. Menurut dia, pembangunan tersebut harus berdasarkan tiga hal. Yakni, Leuweung kudu diawian (hutan harus ditanami pohon), Lengkob kudu balongan (daerah lembah harus banyak kolam) dan Lebak kudu sawahan (daerah datar harus ditanami padi). “Kalau ini tidak dilakukan, jangan salahkan banjir yang sering mampir di rumah kita,” pungkasnya. (bon)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *