Dosen UMMI Jadi Pembicara di FGD PKM Perguruan Tinggi Jabar-Banten

Dosen UMMI Jadi Pembicara Di FGD PKM

SUKABUMI – Kesuksesan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dalam ajang Program Kreativitas  Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi  (Kemendikbudristek) dari tahun ke tahun terutama pada tahun 2020 dan 2021 yang berhasil lolos hingga ajang  Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) dan berhasil meraih medali perak, menempatkan UMMI diurutan  ke-24 dan 25 Perguruan Tinggi terbaik pada PIMNAS 2020 dan 2021.

Sehingga di dua tahun terakhir tersebut,  UMMI menjadi perguruan tinggi swasta terbaik kedua nasional dan terbaik di lingkungan Lembaga Layanan  Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah IV yang mencakup Jawa Barat dan Banten.

Program kreativitas mahasiswa atau yang lebih sering dikenal dengan PKM merupakan kompetisi ilmiah tahunan  tingkat nasional yang diikuti oleh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Acara ini diawali dengan  tahap penyeleksian proposal, pendanaan kegiatan, penilaian kemajuan pelaksanaan PKM (PKP2) selanjutnya  ditutup dengan PIMNAS.

Melihat prestasi tersebut, LLDIKTI Wilayah IV mengundang dosen UMMI untuk menjadi pembicara pada Sosialisasi/FGD (Focus Group Discussion) Akselarasi Peningkatan Mutu dan Jumlah Usulan Proposal PKM yang diikuti oleh operator, dosen, dan mahasiswa Pengusul PKM Tahun 2022 se-wilayah LLDIKTI Wilayah IV Jawa Barat dan Banten.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni UMMI, Dr. Andri M. Idharul Haq, S.Th.I., M.M. dalam sambutannya menyampaikan perguruan tinggi dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul, yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun global. Dalam proses pendidikannya, harus lengkap atau komprehensif baik hardskill dan softskill.

“Kegiatan PKM menjadi salah satu unsur yang sangat diperlukan untuk melengkapi kualifikasi yaitu kompetensi lulusan. PKM juga menjadi bagian dari Indikator Kinerja Utama (IKU) UMMI di 2021, yang salah satunya yaitu  prestasi nasional. PKM sampai ke PIMNAS menjadi bidikan UMMI untuk tercapai sehingga IKU akan tercapai,” ungkap Andri.

Sebagai pembicara pertama dalam acara ini yaitu Lela Lailatul Khumaisah, M.Si., dosen Program Studi Kimia  UMMI yang juga merupakan ketua Tim PKM UMMI dan pembicara kedua yaitu Billyardi Ramdhan, S.Pd., M.Si.,  dosen Program Studi Pendidikan Biologi UMMI yang juga merupakan Reviewer PKM Nasional.

Dalam pemaparannya, Lela Lailatul Khumaisah, M.Si., menjelaskan tentang Peran Dosen Pendamping dalam Akselerasi Kualitas dan Jumlah Proposal PKM Tahun 2022. Pada penjelasannya, beliau menitikberatkan adanya persaingan yang sangat ketat pada PKM tahun ini.

Oleh karena itu, perlu adanya kolaborasi yang terintegrasi dalam penyusunan proposal PKM antara dosen pendamping dan mahasiswanya. Sehingga dalam hal ini, dosen pendamping memiliki perananan yang sangat besar dalam menghasilkan proposal PKM yang berkualitas dan sesuai dengan Pedoman terbaru.

Dosen pendamping dituntut untuk adaptif dan paham terhadap Pedoman PKM serta mampu untuk memotivasi mahasiswa yang didampinginya agar fokus dan berkemauan keras dalam penyusunan proposal PKM. Seiring dengan adanya kurikulum merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dosen pendamping dapat merekognisi kegiatan mahasiswanya di PKM ke mata kuliah tertentu yang terkait sesuai dengan capaian pembelajaran yang dihasilkan.

Pada sesi kedua, materi disampaikan oleh Billyardi Ramdhan, S.Pd., M.Si., beliau menjelaskan kembali proses seleksi yang terjadi di Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa), sehingga dijelaskan pula strategi untuk meminimalisir kesalahan dan gugur di tahap seleksi tersebut.

Dengan adanya strategi dan kiat tersebut, diharapkan akan semakin banyaknya proposal yang lolos dan didanai. Sehingga dengan banyaknya proposal yang didanai menjadi pengalaman berharga dalam mencetak lulusan yang unggul, kompetitif, adaptif, fleksibel, produktif, dan berdaya saing dengan karakter Pancasila. Dengan pengalaman pendanaan PKM ini, mahasiswa diharapkan dapat menjadi pribadi yang tahu dan taat aturan, kreatif dan inovatif, objektif kooperatif dalam membangun keragaman intelektual.(wdy/adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *