Maka, tak heran bila suasana di SDN Sumberaji 2 setiap hari sepi. Nyaris tidak terdengar suara riang khas anak-anak bermain waktu istirahat belajar atau saat belajar di kelas. ”Wong siswanya hanya 14 orang, gimana mau ramai?” ujar Iqbal yang mendapat tugas mengajar kelas VI.
Kondisi memprihatinkan dialami SDN Sumberaji 2 Kabuh, Kabupaten Jombang
Dengan Iqbal, sekolah tersebut kini mempunyai tiga guru kelas, satu guru muatan lokal bidang agama, dan kepala sekolah. Dua orang berstatus PNS (pegawai negeri sipil), sedangkan tiga lainnya guru honorer.
Para guru honorer itu merangkap sebagai staf administrasi. Mengajar kelas dengan jumlah murid sedikit, diakui Iqbal, banyak suka dukanya. ”Yang paling membuat sedih, anak-anak jarang bisa ikut lomba-lomba tingkat kecamatan seperti siswa sekolah lain,” imbuhnya.
Terutama lomba beregu seperti sepak bola atau kasti. Pasalnya, jumlah anaknya tidak cukup untuk membuat regu sepak bola. ”Kasihan anak-anak tidak bisa terlibat dalam lomba-lomba itu. Paling ikut lomba baca Alquran,” ungkap Iqbal.
Dengan jumlah siswa yang minim itu pula, ujar dia, SDN Sumberaji 2 menjadi salah satu sekolah yang hampir tidak pernah menggelar wisuda kelulusan. ”Mau bikin upacara wisuda, tapi kalau jumlah siswa yang diwisuda sedikit, kan nanggung.”
