Peserta Ditantang Membuat Perencanaan Kota

= OSN 2019 =

MANADO, RADARSUKABUMI.com – Geografi menjadi bidang lomba yang menarik dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) jenjang SMA. Bidang lomba ini bisa diikuti oleh siswa SMA jurusan IPA maupun IPS. Salah satu juri OSN 2019 bidang lomba Geografi, Samsul Bahri mengatakan, geografi menjadi lomba yang paling luas bidang keilmuannya karena memiliki banyak materi, sehingga jenis ujiannya pun beragam. Di ujian praktikum, para peserta ditantang untuk melakukan observasi di lapangan dan membuat perencanaan kota atau urban planning.

Ujian yang dihadapi peserta OSN 2019 pada bidang lomba geografi dibagi menjadi dua jenis, yaitu teori dan praktikum. Sesi ujian teori pun dibagi lagi menjadi ujian tertulis dan multimedia. Kemudian untuk ujian praktikum dibagi menjadi tes laboratorium dan tes lapangan. Di hari pertama ujian, peserta diberikan waktu selama tiga jam untuk tes teori tertulis, lalu dilanjutkan dengan tes multimedia selama 90 menit. Setelah istirahat siang, ujian berlanjut dengan praktikum di laboratorium selama 90 menit. Semua jenis soal maupun bentuk ujian disesuaikan dengan standar yang berlaku pada Olimpiade Geografi Internasional atau International Geography Olympiad (IGeO).

Bacaan Lainnya

“Kita mengacu ke standar internasional olimpiade geografi. Jadi komposisinya itu 40 persen untuk tes tertulis. Selanjutnya multimedia, yaitu diberi gambarnya lalu diberikan multiple choice, nilainya 20 persen. Lalu 40 persennya lagi tes praktikum,” tutur Samsul Bahri di SMK Negeri 1 Manado.

Kemudian tes praktikum seperti di luar negeri biasanya data collection dan data analysis. “Kalau di sini (OSN), nilainya dibagi menjadi 10 persen di laboratorium dan 30 persen di lapangan,” ujarnya.

Ia menjelaskan, ujian praktikum di laboratorium antara lain mengenai peta dan meteorologi. Peserta juga diberikan studi kasus mengenai kondisi kekurangan air, sehingga mereka harus memberikan solusi bagaimana formula yang bisa diberikan. Ujian praktikum di lapangan berupa urban planning atau perencanaan kota. Peserta akan melakukan observasi lapangan di Pasar 45 Manado, lalu membuat perencanaan kotanya.

“Mereka melakukan data collection, lalu data analysis,” paparnya.
Di lapangan misalnya bertanya ke masyarakat, bagaimana kondisi ekonomi atau sosialnya, seperti mengisi kuesioner. Lalu juga observasi kondisi lalu lintas atau traffic. “Misalnya per jam kita ambil selama lima menit, berapa motor dan mobil yang lewat, lalu didesain peak season-nya. Tapi kita mengamatinya pagi saja, karena waktu terbatas. Idealnya pagi, siang, dan sore. Dari situ bisa didesain bagaimana pengembangan suatu wilayah,” tutur Samsul Bahri, juri yang berasal dari Institut Teknologi Bandung (ITB) itu.

Samsul mengatakan, materi bidang geografi sangat banyak. Setidaknya ada 12 materi, antara lain meteorologi, geomorfologi, urban planning atau perencanaan kota, enviromental sustainability atau keberlangsungan lingkungan, mapping atau pemetaan, economy geography, agricultural geography, dan demografi. “Jadi kalau dilihat itu bukan mata pelajaran lagi, tapi suatu bidang. Siswa harus banyak membaca. Bidang geografi itu bidang yang paling luas, jadi membatasi bahan bacaannya susah. Kalau kebumian kan hanya physical saja. Kalau geografi banyak, ada sosialnya. Itu yang agak berat,” katanya.

Banyaknya materi dalam bidang geografi juga berdampak terhadap ragamnya soal teori dan latar belakang para juri. “Karena sumbangan soal banyak, kami menyediakan delapan soal dalam ujian. Peserta bisa memilih enam soal untuk dikerjakan. Kalau di internasional memang hanya ada enam soal,”tandasnya. Selanjutnya, para juara OSN 2019 bidang lomba Geografi akan diseleksi lagi untuk mengikuti IGe0 2020 di Istanbul, Turki.

 

(des)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *