Perkuat Karakter Siswa, SDN Dewi Sartika CBM Sukabumi Semarak Karya

SUKABUMI – Semarak karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang digelar SDN Dewi Sartika CBM, Cikole Kota Sukabumi berlangsung meriah.

Acara yang digelar mulai Senin (12/12/2022) di halaman sekolah tersebut menampilkan berbagai kreativitas para siswa mulai dari kelas 1 hingga kelas VI SD unjuk karya dalam pentas seni dan pameran.

Kepala SDN Dewi Sartika CBM, Nana Mulyana mengatakan, Semarak Karya P5 ini salah satu wujud nyata dari implementasi kurikulum merdeka belajar di sekolahnya.

“Semarak karya ini sebagai bentuk apresisi projek penguatan profil Pancasila yang ada dalam implementasi Kurikulum Merdeka, kebetulan tahun ini kita telah menggunakan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, jadi ini kegiatan puncaknya, di mana kegiatan pembelajaran yang kaitannya dengan profi pelajar Pancasila dan hari ini anak-anak menampilkan berbagai kreativitas hasil dari pembelajaran berdiferensiasi yang menggunakan berbagai model beragam cara guru mengajar jadi sekolah mengajar itu sekarang tidak satu model tetpi berbagai cara makanya disebut kurikulum merdeka. Merdeka disini diberi kebebasan kepada guru untuk menerapkan dari siswa bisa diapresiasi minat dan bakatnya,” terang Nana saat ditemui Radar Sukabumi, Selasa (13/12/2022).

Dikatakan Nana, Semarak Karya SDN Dewi Sartika CBM ini pertama dilaksanakan di semester satu dan akan kembali dilaksanakan di semester kedua.

“Kegiatan P5 ini dilaksanakan satu tahun dua kali dan ini kita yang pertama nanti semester kedua kita akan kembali mengadakan tentunya dengan tema yang berbeda . Untuk tema hari ini kita mengusung kearifan lokal,” ucapnya.

Selain menampilan kreativitas, dalam pelaksanaannya kegiatan ini para siswa tampil menggunakan pakaian adat yang ada di Indonesia begitu juga dengan makanan tradisional yang ada di Indonesia.

“Dimensinya sebenarnya pendidikan global tapi mengacu kepada kearifan lokal, kearifan lokal mana? kearifan lokal mana saja kita tidak mengkhususkan adat Sunda karena kita ada di Jawa Barat tetapi kearifan lokal yang ada di Indonesia, seperti kita lihat tadi ada siswa yang mengenaka pakaian adat Batak, Kalimantan, Jakarta, Jawa dan lainnya,”ujar Nana.

Adapun pelaksanaan Semarak Karya SDN Dewi Sartika CBM dilaksanakan selama satu pekan, lantaran dibarengi dengan kegiatan class meeting. Ia pun manergetkan dengan diadakannya Semarak Karya mampu membentuk mental siswa yang berkarakter sesuai dengan tujuan dari P5 sendiri yaitu untuk menguatkan karakter siswa sehingga diharapkan kedepan siswa bagus dan dapat memiliki berdaya saing di masa depan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Mohamad Hasan Asari mengapresiasi kegiatan Semarak Karya SDN Dewi Sartika CBM tersebut.

Menurutnya, Semarak Karya merupakan salah satu perwujudan dari projek profil penguatan pelajar Pancasila yang pada saat ini menjadi tuntutan di implementasi Kurikulum Merdeka.

” Melalui semarak karya ini, mampu menampilkan kompetensi-kompetensi anak sesuai minat dan bakatnya,” ulasnya.

Bagi yang berminat seni, tampilkan bidang seni, yang berminat di bidang sains tampilkan bidang sains. Tadi ada beberapa hal yang menunjukkan mereka siap, memperlihatkan kemampuannya itu adalah salah satu implementasi Kurikulum Merdeka.

“Secara keseluruhan saya menyampaikan bahwa, kurikulum ini tidak akan mungkin berubah jadi tidak pernah ada kurikulum yang diberlakukan lalu dicabut di pertengahan,” ucapnya.

Oleh karena itu, learning by doing, sambil berjalan, seluruh sekolah ini secara bertahap akan melaksanakan kurikulum, baik mandiri, belajar atau berbagi.

“Salah satunya adalah dari implementasi, projek profil penguatan pelajar pancasila, platform merdeka mengajar kemudian ada dari indikator-indikator lain, salah satunya pelaksanaan Semarak Karya,” terang Hasan.

Hasan berharap di tahun 2023 seluruh sekolah di Kota Sukabumi sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar. Untuk saat ini baru sekitar 70 persen di unit pendidikan Paud, SD dan SMP yang sudah mendaftarkan Implementasi Kurikulum Merdeka. Siswanya 30 persen masih dalam proses karena mengalami keterlambatan pada saat mengisi pendaftaran melalui aplikasi melalui sistem yang ada. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *