Pengamat UIN: Generasi Milenial Harus Menjadi Garda Terdepan Tangkal Radikalisme

Seminar dengan tema "Pengawalan Kebijakan Pemerintah dalam Memerangi Radikalisme", yang diselenggarakan oleh DEMA FISIP di UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta.

JAKARTA –  Pengamat Radikalisme dan Terorisme UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Rizka Nurul Amanah, mengatakan generasi milenial harus menjadi yang terdepan untuk menangkal radikalisme yang kini menjadi ancaman nyata bagi Indonesia.

Hal tersebut terungkap saat seminar dengan tema “Pengawalan Kebijakan Pemerintah dalam Memerangi Radikalisme”, yang diselenggarakan oleh DEMA FISIP di UIN Syarif Hidayahtullah Jakarta.

Bacaan Lainnya

“Berdasarkan data yang ada hingga oktober tahun ini bahwa sebagian besar pelaku kekerasan adalah milenial dengan 55 persen sedangkan kaum perempuan 16 persen, yang artinya milenial memiliki andil penting untuk mewujudkan Indonesia damai dan kaum milenial harus mengetahui dulu tentang radikalisme agar tidak tersesat”, ujar Rizka.

Gejala yang perlu diantisipasi saat ini adalah penguatan sentimen agama karena bias di media sosial, dengan begitu generasi milenial memiliki peran penting dalam menangkal radikalisme mengingat milenial melek teknologi dan medsos serta banyak milenial yang paling mengerti medsos dimana banyak pengaruh radikalisme melalui medsos, tutur alumni UIN itu.

Selain itu, Rizka mengatakan kelompok radikal saat ini masuk lewat cpns karena mereka ingin menguasai birokrasi, dan juga masuk ke masjid – masjid di BUMN serta instansi pemerintah.

Contoh: Solat dzuhur berjemaah kalau tidak akan di skors. Melalui tren dan memanfaatkan momen politik seperti mengkafirkan orang.

Deradikalisasi tidaklah menjadi “Solusi” untuk melawan radikalisme ditengah masyarakat karena berdasarkan tahapan Jihadisasi yaitu fundamental, radikal, ekstrimisme, teror dan aksi, upaya deradikalisasi baru menyentuh sampai tahap radikal sehingga belum tuntas hingga menyentuh tahap aksi, ungkap Rizka.

Menurut pengamat UIN itu, perlu adanya upaya yang lebih dari deradikalisasi dengan menambahkan pendekatan persuasif terhadap seseorang yang diindikasikan terpapar radikalisme sehingga jangan sampai sudah terpapar.

Dalam hal ini kaum milenial harus dapat peduli terhadap lingkungannya dimana mereka berada sehingga teman – temannya tidak terkontaminasi dengan paham radikalisme, hal tersebut bisa menjadi salah satu solusi pencegahan yang perlu ditumbuhkembangkan dikalangan milenial, tutup Rizka. (*)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *