Pendekatan Baru Pemajuan Kebudayaan

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan bahwa situs Candi Prambanan adalah sebagai bukti kemajuan peradaban masa lalu yang berbasis sains (science), teknologi (technology), rekayasa (engineering), seni (art), dan matematika (STEAM). Maka, dalam rangka pemajuan kebudayaan, sangatlah wajar untuk menggunakan pendekatan STEAM, khususnya unsur teknologi yang sangat lekat dengan keseharian kaum muda.

“Coba bayangkan Candi Prambanan itu kalau tidak dibuat dengan penuh perhitungan, atau tidak dengan STEAM, mana mungkin bisa membangun yang seperti itu,” ujar Mendikbud usai membuka Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM) di Candi Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y.).

Bacaan Lainnya

“Karena itu sebetulnya ketika kita bicara budaya kaitannya dengan STEAM itu kita harapkan ada hubungan dialektik antara alam kesadaran dengan alam nyata. Sehingga bisa dijadikan sedemikian rupa menjadi alat media dari alam kesadaran kita,” lanjutnya.

Muhadjir berharap agar KBKM dapat diselenggarakan secara rutin dan terus dievaluasi. KBKM disebutnya menjadi salah satu upaya pemerintah untuk membudayakan STEAM khususnya di kalangan kaum muda, generasi penerus bangsa. “Mendarahdagingkan STEAM kepada masyarakat kita merupakan bagian dari gerakan budaya,” ujarnya.

Gubernur D.I.Y., Sri Sultan Hamengku Buwono X mendorong kaum muda menjadi pribadi inovatif dan profesional. Strategi kebudayaan yang telah dirumuskan pada Kongres Kebudayaan Indonesia tahun 2018 yang lalu harus mampu mendorong bangsa Indonesia menuju peradaban maju.
“Bangsa yang memiliki strategi kebudayaan berarti memiliki pembimbing menuju peradaban maju. Sehingga mampu menjaga dan memperkuat kepribadian nasional, kontinuitas kebudayaan unggul. Dan kemampuan untuk mandiri sekaligus memperkuat kesatuan nasionalnya,” disampaikan Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Strategi kebudayaan, lanjut Sultan, harus mampu menjadikan kebudayaan menjadi arus utama pembangunan. Serta memperkuat dimensi kepemimpinan, pendidikan, dan ekonomi. Khususnya dalam menyongsong era industri 4.0 yang penuh dengan ketidakpastian.

Langkah pemajuan kebudayaan dengan pendekatan STEAM yang melibatkan kaum muda dipandang tepat oleh Sri Sultan. “Sudah, jangan terlalu banyak menoleh ke belakang lah. Kita songsong masa depan,” imbuh Sultan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu penggerak di berbagai bidang kehidupan. Namun, konten menjadi kunci dalam memenangkan persaingan global.

“Perlombaan kita di level bangsa-bangsa kalau level teknologinya sudah kurang lebih sama, maka perlombaannya di level konten. Dan kita memiliki konten yang sangat luar biasa,” jelas Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid.

Hilmar Farid mengungkapkan bahwa meskipun seleksi peserta KBKM mengakomodasi unsur representasi. Namun, proses seleksi peserta diupayakan obyektif dan memenuhi standar agar dapat mencapai target keluaran yang diharapkan.

“Kita berupaya mendorong inovasi teman-teman kaum muda ini. Karena mereka nantinya akan bertemu dengan teman-teman yang kurang lebih memiliki gairah dan kepedulian yang sama terkait pemajuan kebudayaan,” tandasnya.

(net)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *