Mudahkan ABK Belajar Matematika

ROBERTUS RISKY/JAWA POS PENGABDIAN: Dari kiri, Saroja Miftahul Jannah, Rina Rusdiana, dan Vina Erni Pratiwi menunjukkan MATRYK.

SURABAYA, RADARSUKABUMI.com  – Banyak kendala yang dihadapi anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam belajar matematika.Karena itu, mereka membutuhkan media pembelajaran yang menarik. Salah satunya dengan Match Story Book(MATRYK) karya mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya.

Metode pembelajaran matematika berupa buku cerita yang interaktif itu merupakan inovasi dari Rina Rusdiana, Seroja Miftahul Jannah, dan Vina Erni Pratiwi. Mereka adalah mahasiswa Program Studi Matematika Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) UM Surabaya.Berbeda dengan media pembelajaran matematika pada umumnya, MATRYK dibuat dengan memanfaatkan kain flanel yang dirangkai menjadi buku. ”Isinya dibuat seperti cerita keseharian anak,” kata Ketua Tim InovasiMATRYK Rina Rusdiana.

Di dalam cerita tersebut terdapat unsur pelajaran matematika. Baik operasi hitung maupun bangun ruang. Penggabungan cerita dengan pelajaran matematika itu dikemas dalam kisah aktivitas sehari-hari.Contohnya, cerita membeli permen, berbagai keperluan, dan lain-lain. Anak-anak pun bisa langsung mengaplikasikan pelajaran matematika tersebut dalam buku ceritanya. ”Cara ini lebih memudahkan anak-anakbelajar,” ujarnya.

Rina menyatakan, media pembelajaran MATRYK memang dibuat sesuai kebutuhan ABK. Mereka cenderung lebih memahami materi matematika dengan sesuatu yang nyata. Jadi, media tersebut sangat memudahkan anak dalam memahami pelajaran matematika. ”Apalagi ceritanya yang biasa digunakan dalam aktivitas sehari-hari,” kata dia.

Rina menjelaskan, ide tersebut berawal dari pengalaman magang di salah satu sekolah berkebutuhan khusus. Berdasar pengalaman itu, ternyata media pembelajaran bagi ABK masih menggunakan buku biasa. Hal itu membuat anak-anak kurang tertarik dalam belajar matematika. ”Jadi, kami berpikir untuk menciptakan media pembelajaran itu,” ujarnya.

Media pembelajaran matematika karya mereka didesain sangat kreatif. Gambar dan karakternya menarik. Selain itu, dibuat penuh warna agar menarik perhatian siswa sekaligus tidak membosankan. Khususnya, anak-anak penyandang tunagrahita. ”Ada unsur pelajaran matematika yang mampu mengasah kognitif dan motorik anak,” jelasnya.

 

(ayu/c6/ady)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *