Maba UIN Bandung Deklarasi Islam Moderat

KOMITMEN: Ribuan mahasiswa baru UIN SGD Bandung membacakan Deklarasi Islam Moderat di Aula Anwar Musaddad, Bandung, Senin (26/8).

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com  –  Sebanyak 6.637 Mahasiswa Baru (Maba) UIN Sunan Gunung Djati (SGD) Bandung membacakan Deklarasi Islam Moderat.Deklarasi disampaikan dalam Sidang Senat Terbuka Pengenalan Budaya Akademik dan Kemehasiswaan (PBAK) UIN SGD Bandung tahun akademik 2019/2020 dengan tajuk “Moderasi Beragama dalam Menyongsong SDM Unggul Indonesia Maju” di Aula Anwar Musaddad, Senin (26/8).

Pembacaan deklarasi dipimpin Muhammad Raflie dan perwakilan tiap fakultas. Rektor UIN SGD Bandung Mahmud mengatakan, deklarasi ini menjadi bagian dari wujud komitmen lembaganya untuk lebih implementatif dalam membumikan gerakan moderasi Islam.

“Sebagai mahasiswa kita memiliki tanggung jawab bersama untuk menghadirkan Islam moderat yang rahmatan lil alamin di nusantara ini. Oleh karena itu, komitmen bersama sangat diperlukan dalam rangka menyebarluskan Islam moderat, rahmatan lil alamin di kampus tercinta ini,” tegas Mahmud melalui keterangan resminya.

Menurutnya, gerakan moderasi Islam merupakan bagian dari komitmen kampusnya untuk menjadi agen penyebar gerakan Islam moderat, tak hanya di Jawa Barat, tetapi juga Indonesia. UIN Bandung sendiri telah mengembangkan rumah moderasi. Yaitu, rumah besar bagi mahasiswa yang terpilih, diasramakan dengan program menjadi hafiz, ahli tafsir dan hadis serta perangkat ilmu agama lainnya.

“Mereka juga disiapkan untuk menguasai perangkat ilmu pengetahuan dan teknologi, canggih di bidang iptek. Ulama zaman now yang moderat juga update dengan perkembangan dunia digital, itu cita-cita besar kita dan fasilitas pendukungnya alhamdulillah sudah siap,” paparnya.Menghadapi era revolusi industri 4.0, Rektor berpesan agar mahasiswa baru menyiapkan diri setidaknya memiliki empat kompetensi; kompetitif, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif.

“Ajaran Islam telah mengajarkan kompetisi yang dimiliki seorang muslim. Surat Al ‘Ashr. Demi masa, Demi waktu. Mengajarkan kita untuk menghargai zaman yang dilandasi dengan keimanan, ketakwaan baru menghadirkan karya, amal shaleh dengan cara kompetitif, kreatif, kolaboratif dan komunikatif,” paparnya.

 

(*/sri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *