Keren, SMKN 8 Bandung Ciptakan Mesin Pencacah Sampah, Segini Jumlah Produksi Sampah

SMKN 8 Kota Bandung
Siswa SMKN 8 Kota Bandung menggunakan mesin pencacah sampah. (foto: Ist/Disdik Jabar)

BANDUNG – Persoalan sampah di Kota Bandung cukup pelik. Mengingat, jumlah produksi sampahnya mencapai 1594 ton per hari. Hal itu berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung.

Dari jumlah tersebut, terdiri dari 266,23 ton merupakan sampah plastik. Terkait persoalan sampah itu, kerennya lagi, pihak SMK Negeri 8 Kota Bandung hadir memberikan solusi dalam mengatasi sampah.

Bacaan Lainnya

Sekolah ini (SMKN 8) dengan cepat menciptakan mesin pencacah (enumerator) sampah. Pembuatan mesin tersebut melibatkan siswa-siswa kompetensi keahlian teknik bodi kendaraan ringan (TBKR).

Sejak diresmikan pada Oktober tahun lalu, efektivitas mesin ini bisa menekan 90 persen volume dan 75 persen masalah limbah, tergantung derajat recovery serta komposisi sampah.

Salah seorang siswa TBKR SMKN 8 Bandung, Rudiansyah menuturkan, bahwa selain mesin pemotong rumput empat tak, semua komponen dari alat ini merupakan rakitan dari siswa SMKN 8.

“Mesin ini dibuat dengan skala kecil sehingga bisa dibawa ke mana-mana, menggunakan bahan pelat besi dengan dua van belt untuk memaksimalkan putarannya,” tuturnya, kutip laman Disdik Jabar, Rabu (22/5/2024).

Menurut Rudiansyah, bahwa alat ini juga dapat dimanfaatkan untuk mencacah daun sebagai sampah organik. Namun, tentu diperlukan perawatan lebih lanjut dari pisau pemotongnya.

Proses ini merupakan upaya untuk mencegah pencemaran lingkungan. “Ini penting banget untuk mencegah pencemaran lingkungan, apalagi banyak yang buang sampah plastik di mana-mana,” ujar siswa kelas XI ini.

“Dengan alat ini, sampah yang sudah dicacah dapat didaur ulang sekaligus bisa menghasilkan uang juga,” ucapnya, menambahkan.

Selaku pembina sekaligus guru TBKR SMKN 8 Bandung, M. Yusuf Kurnia mengatakan, selain siswa, pembuatan alat ini juga melibatkan guru dari lintas keahlian dan didukung manajemen sekolah bidang sarana dan prasarana.

Yusuf berharap, dengan inovasi ini mampu memotivasi setiap orang untuk terus membuat solusi dari masalah (sampah) yang dihadapi. “Ada banyak masalah di dunia, kita berharap mereka bisa kreatif untuk memecahkan masalah,” pungkasnya. (Ron/Naf)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *