Kepala SMKN 1 Tegalbuled Diganjar Penghargaan Gubernur Jabar

Kepala SMKN 1 Tegalbuled Kabupaten Sukabumi, Iwan meraih penghargaan dari Gubernur Jabar sebagai juara ke-2 kategori Kepala SMK Daerah Khusus Berdedikasi.

SUKABUMI – Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Tegalbuled, Kabupaten Sukabumi, Iwan menerima penghargaan sebagai salah satu Kepala Sekolah (Kepsek) Terbaik se-Provinsi Jawa Barat (Jabar) 2019 dengan meraih juara ke-2 kategori Kepala SMK Daerah Khusus Berdedikasi.

Lomba yang diselenggarakan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Jabar tersebut dalam rangka apresiasi gubernur terhadap guru dan tenaga kependidikan yang berprestasi dan berdedikasi di lingkungan Provinsi Jabar. Kegiatan dilaksanakan di Hotel Savoy Homann Bandung, Minggu (1/12) malam.

Bacaan Lainnya

“Alhamdulillah prestasi ini bukan hanya tentang saya tetapi ini tentang kita, keluarga besar SMKN 1 Tegalbuleud yang bersinergi. Saya hanya bagian kecil dari raihan prestasi ini,” ucap Iwan kepada Radar Sukabumi, usai menerima penghargaan di ajang bergengsi itu.

Prestasi yang diraih pria kelahiran Sukabumi, 25 Mei 1969 ini memang patut diacungi jempol, dan pantas dianugerahi sebuah penghargaan yang tinggi berkat dedikasinya selama menjadi Kepala SMKIN 1 Tegalbuled.

Melalui program yang dipresentasikannya yaitu “Edun Tenan” (Evaluasi Diri untuk Normalisasi Teknis dan Pelayanan). sementara program unggulan sekolahnya yaitu digitalisasi sistem penilaian pendidikan melalui evaluasi hasil pembelajaran berbasis android, dan program penanggulangan kenakalan pelajar melalui pembentukan Small Family di sekolah sehingga berhasil mencuri perhatian juri. Hingga akhirnya ia meraih juara ke-2, dengan mengalahkan 107 pesaing se-Jabar.

Dijelaskan Iwan, Edun Tenan merupakan sebuah program kerja tentang evaluasi diri awal untuk mengetahui kelebihan, kekurangan, peluang, hambatan, dan tantangan. Hasil evaluasi digunakan untuk tindak lanjut penanganan, dan penentuan prioritas pendanaan, pemberdayaan SDM, pemanfaatan potensi, dan penentuan program unggulan.

Tentunya digitalisasi evaluasi pembelajaran, diharapkan dapat memberi bekal kepada siswa untuk memanfaatkan teknologi IT.

Sementara program lainnya yaitu Small Family adalah bentuk keluarga kecil di sekolah. Di mana setiap siswa membetuk kelompok kecil sehobi, beranggotakan sepuluh orang dengan satu ketua yang disebut kepala keluarga. Kelompok/keluarga kecil ini merupakan tempat curhat antar teman.

“Setiap kelompok wajib membuat group sosial media (Sosmed),” ujarnya.

Dalam group sosmed itu siswa wajib memasukkan wali kelas ke dalam group, dan setiap grup keluarga kecil wajib mengadakan diskusi untuk merencanakan kegiatan positif. Sementara wali kelas, wajib berkoordinasi dengan kesiswaan untuk penanganan masalah.

Kedua program ini udah berjalan selama tiga tahun. Kehadiran Small Famili sudah terbukti mampu mendeteksi potensi terjadinya tawuran pelajar, penyalahgunaan obat, penyimpangan perilaku seksual, dan seks bebas.

“Alhamdulillah hasil nyata sudah kami rasakan, seperti mayoritas siswa melek komputer dan teknologi IT, siswa menjadi antusias untuk mengembangkan diri dalam kreatifitas pemanfaatan teknologi,” terangnya.

Seperti mampu membuat sensor pengukur tinggi badan, detektor kelembaban tanah, dan merakit generator set daya listrik. Siswa juga mampu melakukan pencegahan dini tawuran pelajar, penyalahgunaan obat, penyimpangan perilaku seks, dan pergaulan bebas remaja.

Tidak hanya berdampak pada murid, program ini juga mampu membangkitkan semangat guru untuk melek IT, serta efisiensi biaya penyelenggaraan ulangan umum, pembiayaan tepat sasaran dan terakhir terlaksananya pemetaan program prioritas. “Dengan begitu, muncul potensi kompetensi siswa melalui pembinaan ekstra kurikuler,” jelasnya.

Ide pembuatan Edun Tenan berawal dari hasil obeservasi, dan supervisi yang dilakukannya sendiri. Hasil observasi tersebut menilai tupoksi guru dan tenaga kependidikan belum jelas, dan tumpang tindih dalam pelaksaan pekerjaan. Kedua adanya kesenjangan prioritas dalam pelaksanaan delapan standar pendidkan, ketiga banyak potensi siswa tidak muncul karena kurangnya kesempatan pengembangan diri, keempat Inefisien dalam pendanaan program sekolah, kelima adanya ketidakharmonisan antar guru dan tenaga kependidikan di sekolah.

Minimnya pemanfaatan sistem informasi dan teknologi dalam pembelajaran, guru belum siap menerima perubahan yang revolusioner dalam pembelajaran dan terakhir krativitas siswa belum muncul akibat kurangnya motivasi.

Dari hasil observasi tersebut, muncul ide untuk memajukan sekolahnya salah satunya melalui Edun Tenan tersebut.
“Alhamdulillah patut saya syukuri, saya menjadi juara ke-2 pada kategori Kepala Sekolah SMK Daerah Khusus Berdedikasi,” paparnya.

Hal ini diperoleh berkat sinergi antara kepala sekolah dan warga SMKN 1 Tegalbuleud yang berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan sekolah terhadap siswa dan orangtua.

“Semoga raihan prestasi ini akan mampu meningkatkan kualitas SMKN 1 Tegalbuleud yang berada di ujung perbatasan Kabupaten Sukabumi, sehingga mampu mensejajarkan diri dengan sekolah yang berada di Perkotaan dalam hal penerapan informasi dan teknologi menyongsong era industri 4.0,” ucap Iwan salah satu lulusan SPGN Sukabumi tahun 1988, dan meluluskan jenjang S1 di Universitas lslam Nusantara (Uninus) Bandung, 2005.

Adapun apresiasi yang diberikan Gubernur Jabar berupa piagam, trophy, hadiah umrah dan uang pembinaan sebesar Rp10 juta untuk juara ke-1, juara ke-2 Rp7,5 juta, dan juara ke-3 Rp5 juta.

Sekadar diketahui, Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan Berprestasi dan Berdedikasi di Lingkungan Provinsi Jabar ini merupakan bentuk apresiasi serta penghargaan Pemprov Jabar kepada para guru dan tenaga kependidikan yang berkinerja baik.

Pemilihan ini juga menjadi salah satu bentuk perhatian dan penghargaan pemerintah terhadap profesi guru dan tenaga kependidikan yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor l4 Tahun 2015 tentang Guru dan Dosen.

Tentunya, ajang ini diharapkan bisa meningkatkan kompetensi GTK demi menumbuhkan keteladanan yang dapat memberikan dampak positif bagi karier guru dan tenaga kependidikan serta peningkatan mutu pendidikan di sisi yang lain.

Seleksi dilakukan untuk menjaring juara tingkat kabupaten dengan kategori, Guru (SD, SMP, SMA, SMK, SLB) Berprestasi, Guru Berdedikasi, Guru Berkonstitusi, Guru Kreatif, Guru Pendidikan Khusus Berprestasi.

Kepala (SD, SMP, SMA, SMK, SLB) Berprestasi, Kepala (SD, SMP, SMA, SMK) Daerah Khusus Berdedikasi, dan Kepala Sekolah Pendidikan Khusus Berprestasi. Pengawas Sekolah Berprestasi, Pengawas Sekolah Daerah Khusus Berdedikasi, dan Tenaga Kependidikan (Kepala perpustakaan, laboran, tenaga administrasi) Berprestasi.

Seleksi dimulai dari tingkat cabang Disdik wilayah masing-masing untuk kategori SMA/SMK yang meliputi seleksi administrasi, penilaian best parctice/karya tulis ilmiah, presentasi best practice, dan wawancara. Peraih juara 1 tingkat kabupaten diseleksi kembali di tingkat provinsi oleh Disdik Provinsi Jabar yang menghasilkan juara 1, 2, dan 3 tingkat provinsi.

Seleksi tingkat provinsi menghasilkan juara 1, 2, dan 3 dari semua kategori berjumlah 107 orang. (wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *