SEMARANG – Madrasah di Jawa Tengah (Jateng) mengalami kekurangan tenaga pengajar. Defisit ini pun pada akhirnya ditanggulangi dengan mengontrak guru honorer.
Kasi Pendidik dan Tenaga Pendidikan, Bidang Pididikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Jateng, Siti Mutmainah mengatakan, saat ini ada 8.453 Pegawai Negeri Sipil (PNS). Mereka dibutuhkan untuk mengajar di 306 madrasah berstatus negeri.
“Untuk mencukupi, kami mengontrak 2.975 guru honorer. Pada prinsipnya masih kurang. Ini baru negeri, belum yang swasta,” kata Siti.
Padahal, madrasah swasta di Jateng, menurut Siti, jumlahnya juga tak kalah banyak. Bahkan mencapai sepuluh ribuan. Kendati demikian, pemerintah dalam hal ini tak bisa berbuat lebih karena beda kewenangan.
“Di swasta, pengelolaan terdapat di yayasan. Kami hanya pada standar mutu pendidikan, kalau SDM jumlah guru, dan gaji guru itu kewenangan di yayasan sekolah terkait,” jelasnya lagi.
Tapi, dia memastikan bahwa madrasah swasta turut memperoleh bantuan dari pemerintah. Hal itu tak lain guna menunjang mutu pendidikan yang diberikan kepada para siswa. Melalui dana Bantuan Operasional Siswa (BOS) atau pun Program Indonesia Pintar (PIP)