JAKARTA – Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mengimbau tenaga pengajar, tidak mengungkapkan sikap politiknya di lingkungan lembaga pendidikan.
Guru jangan ungkapkan pandangan politik di dalam kelas,” kata Dewan Pengawas FSGI Retno Listyarti di Kantor LBH Jakarta, baru-baru ini.
Bahkan, bukan hanya guru saja yang perlu diingatkan. Retno mengaku pernah mendapatkan laporan seorang kepala sekolah yang mencitrakan satu pasangan calon presiden di tengah berlangsungnya upacara bendera.
“Anak SD lagi upacara tiba-tiba kepala sekolahnya bilang jangan pilih capres nomor ini. Ini anak SD buat apa, kan tidak masuk dalam memiliki hak pilih,” jelasnya.
Dia mengakui bahwa guru memiliki potensi cukup besar untuk menjadi sasaran kampanye politik. Pasalnya, pengaruh guru yang jumlahnya 3,2 juta di seluruh Indonesia sangat juga dapat berdampak pada cara pandang murid.
“Selain guru punya keluarga, guru punya murid. Jadi ini saya kira yang sangat potensial,” imbuh Retno yang juga komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
[wah]