Guru Honorer Buka Jasa Flyng Fox

SUKABUMI — Guru adalah salah satu profesi yang mulia. Namun perhatian kepada pahlawan tanpa tanda jasa ini sangat minim. Bahkan upah yang diterimanya, hanya sebesar Rp 300 ribu hingga Rp 600 ribu/bulan.

Kendati demikian, para guru tersebut masih bisa bersyukur, lantaran guru honorer memiliki waktu luang lebih banya dibanding para karyawan kantoran.

Bacaan Lainnya

Hal ini yang dimanfaatkan para guru honorer dalam mencari sampingan guna memenuhi kebutuhan keluarganya.

Seperti yang dilakukan Ketua Forum Honorer Indonesia (FHI) Kota Sukabumi, Heriyanto, dirinya mencari upah sampingan dengan menjadi tukang ojek hingga menyiapkan jasa outbond bagi sekolah yang membutuhkan.

“Ya saya secara door to door ke setiap sekolah yang meminta untuk memasang outbond disekolahnya.

Hal ini saya lakukan setelah mengajar di sekolah,” kata Heriyanto kepada Radar Sukabumi belum lama ini.

Kegiatan tersebut sambung Heriyanto, sudah digelutinya dari 2013 lalu. Dari kerja sampingannya ini, Ia bisa sedikit menutupi kebutuhan sehari-hari keluarganya.

“Kalau lagi bagus setiap bulannya bisa sampai empat sekolah yang memesan kegiatan outbond di sekolah. Sementara untuk anggaran saya tidak mematoknya, disesuaikan aja dengan anggaran yang ada,” ujarnya.

Dalam menggeluti kerja sampingnya ini, dirinya dibantu empat orang rekan honorer lain. Sehingga honor dari jasa wahana flying fox ini dibagi-bagi.

“Hasil pembagian dengan rekan honorer lainnya, paling saya mengantongi Rp 300 ribu. Setiap bulan saya mengadakan pelatihan tim untuk menjaga keselamatan Standard Operating Procedure (SOP).

Sampingan ini, sebagai contoh juga untuk para honorer lainnya agar tidak hanya mengandalkan gaji dari sekolah tapi bisa mengembangkan potensinya untuk mencari sampingan,” tuturnya.

Heriyanto mengaku, akan terus berjuang untuk memperbaiki nasib honorer di Kota Sukabumi agar kesejahtraannya bisa terjamin, sehingga para honorer tidak lagi kelimpungan memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.

“Uang Rp 600 ribu saat ini, belum cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bukan berarti saya tidak ikhlas, saya tetap bersyukur.

Kami akan terus berjuang untuk memperbaiki nasib honorer di Indonesia khususnya Kota Sukabumi.

Kami harap pemerintah dapat secepatnya memberikan SK untuk bisa menunjang kesejahtraan para honorer,” pungkasnya. (Cr16/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *