Film Karya Siswa Smanti Bakal Tayang di Australia

BUAT BANGGA SUKABUMI: (kiri) Albarra Ikhwan Suningrat dan Jonggi Muhammad K saat menerima penghargaan sebagai film favorit juri untuk pembuat film termuda oleh ReelOzInd! Australia Indonesia Short Film Festival and Competition di ITB, Bandung, Jawa Barat, 6 Oktober 2019.

SUKABUMI – Kota Sukabumi kembali dibuat bangga di ajang internaional. Dua pelajar SMA Negeri 3 (Smanti) Kota Sukabumi meraih penghargaan film ReelOzInd! Australia Indonesia Short Film Festival and Competition. Penghargaan diterima di Bandung, Jawa Barat (Jabar), pada 6 Oktober 2019.

Film berjudul “Divergensi” yang dibuat oleh siswa Smanti yaitu Jonggi Muhammad K (18) dan Albarra Ikhwan Suningrat (16) itu, meraih dua penghargaan sekaligus. Yakni Juara I Short movie di AVITION Short movie competition, Nominasi Film Fiksi terbaik di Bandung Film Festival dan terbaru di ReelOzIndAustralia Indonesia Short film Festival and Competition meraih penghargaan sebagai film favorit juri untuk pembuat film termuda. Sebagai pemenang di ajang bergengsi itu, film Divergensi akan ditayangkan di Australia mulai 6 Oktober -5 Desember 2019 di sebelas tempat berbeda di Australia.

Bacaan Lainnya

“Sangat beryukur dan tidak menyangka bisa menjadi juara, dan lebih bangga lagi film kami berdua ini bisa dinikmati banyak orang,” terang Jonggi yang juga sebagai director film ini.

Kepada Radar Sukabumi, Jonggi yang merupakan siswa kelas XII ini mengaku awalnya tidak menyangka jika film hasil karyanya bersama Albarra bisa terpilih menjadi juara terfavorit. Padahal, sebelumnya juga merupakan cita-cita Jonggi agar karya filmnya bisa meraih di ajang internasional.

“Alhamdulillah untuk prestasi film pendek udah sering juara, tetapi untuk sampai ke tingkat internasional ini baru pertama kali,” terangnya.

Dijelaskannya, film Divergensi memiliki durasi 5.00menit, film ini menceritakan tentang kehidupan seseorang yang mengalami perlakuan bullying oleh teman-teman di lingkungannya, karena memiliki perbedaan di antara teman-temannya tersebut.

Film ini sendiri terinspirasi dari salah satu temannya yang memiliki perbedaan, dan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan oleh teman-temannya.

“Film ini berpesan agar orang-orang jangan berperilaku beda dari orang yang berbeda,” terangnya yang bercita-cita menjadi sutrada film ini.

Tak berbeda dengan Jonggi, Pengarang cerita film Divergensi Albarra Ikhwan Suningrat atau yang akrab disapa Albarra, siswa kelas X ini juga mengaku amat bangga dan senang filmnya bisa lolos masuk ke ajang internasional dan karyanya diputar di Australia.

“Alhamdulilah ini menjadi prestasi membanggakan bagi kami berdua bisa bersaing se-Indonesia bahkan internasional,” ucapnya.

Siswa yang juga aktif diberbagai kegiatan ektrakulikuler di sekolah itu bercerita awal pembuatan karya filmnya itu, berawal dari sebuah produksi untuk diikut sertakan pada lomba FLS2N tingkat Kota sukabumi, sayangnya, karena ada masalah teknis film karya keduanya tak lolos seleksi. Namun, keduanya sangat yakin film karyanya itu bisa diperjuangkan.

“Dari enggak lolos itu kita jadi semangat lagi untuk terus berjuang, akhirnya kita iseng kirim film ini ke lomba festival film internasional dan alhamdulillah lolos dan juara juga,” ucapnya semringah.

Sama seperti dikatakan Jonggi, film ini menceritakan tentang seseorang yang mempunyai kekurangan dan dianggap berbeda, ingin bersama tapi tidak diterima dan apa yang sebenarnya terlihat itu berbeda dengan aslinya. Ia pun berpesan agar jangan melihat seseorang dari tampilan luarnya saja dan lihat hargai orang yang dekat dan selalu ada, sebelum mencari yang lain yang belum tentu sama dengan kita.

Pembuatan film ini dilakukan selama lima hari mulai dari pra-produksi, produksi, pasca produksi. Pembuatan filmnya sendiri tidak hanya dilakukan berdua tetapi dibantu oleh teman-teman lainnya. Sementara untuk pembuatan filmnya Albarra dan Jonggi berperan sebagai sutradara film, Direct of photography oleh Albarra dan editor film oleh Jonggi.

“Kalau yang bikin film ini sebenernya cuman dua orang, Albarra sama kak Jonggi, tapi waktu itu berhubung kita harus pakai lighting dan audio berat, jadi dibantu sama Fikri dan kak Bilal, mereka anggota smophyc SMAN 3 Kota Sukabumi dan kita juga dibimbing sama Rendi Irlian Kamase sebagai pelatih smophyc,” imbuhnya.(wdy)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *