Dosen UMMI Permudah Akses Air Warga

PENGABDIAN MASYARAKAT: Dosen UMMI menyerahkan pipanisasi kepada salah satu petani sayuran binaannya di Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. (dok/ummi)

SUKABUMI – Tiga dosen Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) melakukan pengabdian kepada masyarakat di Desa Sukamaju, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Ini adalah kontribusi nyata melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat skema program teknologi yang didesiminasikan ke masyarakat (PTDM).

Program yang merupakan dana hibah dari Kementerian Riset dan Teknologi DIKTI yang diterima oleh Dosen UMMI tahun anggaran 2020 tersebut, kali ini UMMI menghibahkan pompa hydram dan pipanisasi kepada dua kelompok tani binaan yakni Kelompok Tani Bangkit 1 Kaliandra dan Bangkit 1 Leboktiis.

Bacaan Lainnya

Adapun tiga dosen yang melaksanakan kegiatan itu yakni, Erik Candra Pertala sebagai ketua tim sekaligus dosen sastra Inggris, Hartono dosen teknik sipil dan Ade Sudarma dosen program studi (Prodi) managemen retail yang keduanya merupakan anggota tim kelompok hibah.

Ketua tim kelompok Erik Candra Pertala mengatakan kegiatan pengabdian masyarakat ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya Desa Sukamaju Kecamatan Kadudampit karena untuk meningkatkan produktivitas lahan pertanian warga sekitar. Sebelumnya dikatakan Erik, para petani di kawasan tersebut mengeluhkan kurangnya ketersediaan air untuk pengolahan lahan pertanian mereka.

“Jadi sebelumnya ketersediaan air di kawasan tersebut warga banyak mengandalkan air hujan untuk mengairi tanaman mereka, padahal untuk produktivitas panen tanaman sayuran ini terus meningkat tidak hanya mengandalkan hujan tetapi untuk kegiatan penyiraman membutuhkan air yang tersedia. Nah, selama ini para petani kesulitan mendapatkan air yang memang tersedia,” terang Erik kepada Radar Sukabumi, Selasa (8/12).

Sulitnya mendapatkan ketersedian air ini pun membuat efektivitas dan efisiensi kerja kurang. Hasilnya para petani sayuran ini hanya mampu memanen sayurannya dua kali dalam satu tahun. Melihat kondisi itu pun, tim dosen UMMI pun membuat kreativitas dengan mengembangkan teknologi hydram dengan pipanisasi.

Dijelaskan Erik, teknologi hydram merupakan teknologi pompa yang tidak menggunakan tenaga listrik tetapi menggunakan tenaga dorongan air, sehingga dapat memompa air ke permukaan yang lebih tinggi. Selanjutnya, air dialirkan ke pertanian warga melalui pipanisasi. Jarak pipanisasi sumber air sampai ke pertanian warga kurang lebih 30 kilometer.

Dengan alat ini, bisa mengalir sebanyak kurang lebih 30 km ke lahan pertanian atau bisa menampung 35 lahan petani di Desa Sukamaju. Masing-masing petani memiliki lahan rata-rata kurang lebih 1 hektare

“Kelebihan alat ini dibuat dengan sumber energi berupa tekanan air sehingga ramah lingkungan dan fleksibel memudahkan pekerjaan petani,” tuturnya.

Adapun hasil dari keberadaayan pompa hydram dan pipanisasi yang dari seumber air ke lahan pertanian warga memberikan manfaat yang sangat besar. Warga menjadi sangat terbantu dalam mengolah lahan mereka. Ketersediaan air ini dapat membantu produktifitas lahan pertanian yang mereka garap.

“Manfaat teknologi Hydrum dan pipanisasi yang sampai pada lahan warga ini bisa meningkatkan produktivitas hasil pertanian mitra, yang biasanya bisa panen dua kali dalam setahun sekarang bisa sepanjang tahun atau 3-4 kali panen,” pungkasnya. (wdy)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *