Di Sela Rutinitas Kerja, Bupati Sambari Halim Radianto Aktif Menguji Mahasiswa Pascasarjana Unair

Prof Suparto Wijoyo menandatangani lembar persetujuan jadi pembimbing mahasiswa di punggung Bupati Sambari Halim Radianto.

RADARSUKABUMI.com – Sebagai bupati, jadwalnya tentu berjibun. Namun, di tengah kesibukan birokrasinya, Bupati Sambari Halim Radianto juga memiliki kesibukan lain.

Yakni, ikut aktif dan intensif menjadi penguji tesis dan disertasi di Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair).

Bacaan Lainnya

SEKELOMPOK mahasiswa duduk rapi. Berderet di kursi ruang tunggu lantai 1 gedung Sekolah Pascarjana Unair. Baik putra maupun putri. Begitu Prof
Suparto Wijoyo keluar dari ruangan, beberapa mahasiswa tersebut berdiri. Mereka mendekati guru besar yang juga menjabat ketua program studi
magister sains hukum dan pembangunan (MSHP) itu.

Bersama Suparto, ada Sambari Halim Radianto. Keduanya mengenakan jas almamater Unair. Sejumlah mahasiswa MSHP itu berniat meminta tanda tangan Suparto sebagai dosen pembimbing.

Suparto pun mengiyakan dan mau tanda tangan. Nah, di sela-sela mencari tatakan untuk tanda tangan, tiba-tiba Sambari membungkuk di depan
Suparto. ”Wes tanda tangan di sini saja, Prof,” ungkap Sambari.

Pemandangan itu membuat mereka yang melihat tersenyum. Tanpa sungkan, Suparto menaruh lembaran kertas persetujuan dosen pembimbing
tersebut ke punggung Sambari. Lalu, meng goreskan pulpennya di atas punggung. Beberapa orang yang hadir pun spontan nyeletuk. ”Walaupun sebagai
bupati, doktor kan berada di bawah profesor,” ungkapnya.

Ya, Sambari memang seorang doktor alumnus Unair. Dalam beberapa pekan terakhir, Sambari kerap terlihat di gedung Pascasarjana Unair sambil mengenakan jas almamater. Maklum, dia menjadi dosen penguji. Baik mahasiswa S-2 maupun doktor. Bahkan, dalam sebulan ini setidaknya suami Maria Ulfah itu telah menguji 10 mahasiswa pascasarjana. Ketika menguji, nada suaranya terkadang terdengar keras dari luar ruangan. Dia mengkritisi paparan yang disampaikan peserta yang diuji.

Sambari mengaku sangat menikmati ketika diminta untuk menguji tesis atau disertasi mahasiswa di Unair. Bahkan, dia selalu berupaya meluangkan
waktu ketika mendapat undangan dari almamaternya. Bukan karena apa, dia juga ingin mendapatkan ilmu. ”Banyak sekali pengetahuan atau ilmu yang
saya dapatkan,” katanya.

Bupati kelahiran Desa Lowayu, Dukun, itu sudah cukup lama ikut sebagai dosen penguji di Unair. Bahkan, pada 2016, Sambari ikut menguji disertasi
Yuyung Abdi, salah seorang fotografer senior Jawa Pos. Saat itu, penguji dari luar lainnya adalah Dahlan Iskan. ”Minggu kemarin itu sampai menguji
empat mahasiswa dalam sehari. Dari pagi mulai sore. Tapi, saya sangat menikmati. Sebab, ini bagian dari peningkatan SDM (sumber daya manusia),” ungkap Sambari.

Karena itu, Sambari sangat fami lier dengan para guru besar di Sekolah Pascasarjana Unair. Termasuk dengan Prof Suryanto, guru besar fakultas psikologi. Keduanya kemarin juga tampak asyik mengobrol di tengah jadwal menguji. Suparto pun memberikan apresiasi terhadap keaktifan Sambari
di kampus Unair selama ini. Di tengah kesibukan sebagai orang nomor satu di Gresik, dia selalu menyempatkan ketika diminta menjadi penguji. ”Kami juga
menjalani kerja sama dengan banyak pemerintah daerah. Tapi, Pak Sambari ini memiliki kekhasan tersendiri. Ada gelora akademik dan gelora birokrasi.

Tidak banyak kepala daerah yang seperti beliau,” ujarnya.

 

(ris/c6/hud)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *