Dari Kerjasama SMKN 1 Buduran dengan Australia

KURIKULUM INTERNASIONAL: Muhammad Luqman, siswa SMKN 1 Buduran, menjelaskan menu masakan kepada Michael Faulkner.

RADARSUKABUMI,com – Dua chef asing terlihat di antara siswa kelas tata boga SMKN 1 Buduran di akhir Juli lalu. Apa yang mereka lakukan di sana? Berikut liputannya.

Mereka mengadakan cooking class. Murid-murid mendapatkan tantangan untuk memasak sesuai dengan kreativitas masing-masing berdasar bahan
yang sudah disediakan.

’’Mereka harus kreatif membuat resep sendiri,’’ ujar Chef Pipiet Fardiman, world wide chef USASouth Asia sekaligus ambassador dan guest docent chef untuk seluruh SMK di Indonesia.

Selain Chef Pipiet, ada Chef Hiroto Akama dari Jepang. ’’Saya buat nasi kare telur khas Jepang. Resepnya dari Chef Hiroto,’’ ujar Denisa Firlian, salah seorang siswa. Saat para siswa menyajikan makanan, Michael Faulkner, international economic development advisor dari City of Joondalup,
Perth, Australia, datang.

Dia meninjau langsung pembelajaran vokasi di SMKN 1 Buduran. Michael didampingi CEO PT ABS Modern Setia Budi.

Keduanya tidak hanya mengunjungi jurusan tata boga. Satu per satu pembelajaran mereka tinjau. Mulai kelas spa, hairdressing, hingga pariwisata.

Michael menyatakan, dirinya mewakili wali kota Joondalup untuk meninjau SMKN 1 Buduran.
Sebab, Maret tahun depan, Walikota Joondalup, guru, maupun pengusaha dari Joondalup datang ke sekolah tersebut.

’’Ini kunjungan perkenalan sebagai awal untuk memulai hubungan dengan SMK di Indonesia dalam berbagai bidang vokasi,’’ terangnya.

Kepala SMKN 1 Sidoarjo Agustina menyebutkan, anak didiknya mempraktikkan segala jenis pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum internasional. Misalnya, praktik tata boga. Mereka melakukannya sesuai SOP dalam Common ASEAN Tourism Curriculum (CATC). Baik dari komposisinya, cara belajar, hasil masakan, kebersihan, maupun elemen lain.

’’Lulusan kami bisa bersaing internasional,’’ katanya.

Dia juga sangat siap menyambut kerja sama dengan Joondalop. Apalagi, salah satu visinya adalah membawa anak didik go international.

 

(uzi/c13/dio)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *