6 Tips Mendidik Anak Slow Learner di Sekolah, Perbanyak Petunjuk Visual

Tidak semua anak cepat dalam memahami proses belajarnya dengan baik, dalam proses mendidik satu kelas terkadang ada anak slow leaner 
Proses belajarnya dengan baik untuk anak slow leaner . (Pinterest)

SUKABUMI — Tidak semua anak cepat dalam memahami proses belajarnya dengan baik, dalam proses mendidik satu kelas terkadang ada anak slow leaner artinya anak tersebut mengalami lamban belajar, lamban terampil, dan lamban mamahami suatu informasi yang diperoleh atau ditangkapnya.

Untuk menghadapi anak tersebut, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi mencoba membuat beberapa tips untuk mendidik dan menghadapi Anak Slow Learner di Sekolah

Bacaan Lainnya

Anak slow learner mungkin merupakan cobaan berat bagi seorang guru. Keadaan anak yang memang tidak memungkinkan untuk memuaskan seorang guru lewat prestasi belajar, membuatnya perlu diperhatikan dan dibimbing dengan caranya sendiri.

Tiga dari lima siswa yang dibimbing seorang guru bisa merupakan anak slow learner, maka pengetahuan yang memadai mengenai bagaimana cara yang tepat untuk mengakomodasi mereka sangat diperlukan.

Dikutip dari buku Permasalahan Belajar san Inovasi Belajar karya Dr. Mubiar Agustin, M.Pd. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat membantu guru dalam menghadapi anak slow learner.

  1. Pahami bahwa anak membutuhkan lebih banyak pengulangan, 3 sampai 5 kali, untuk memahami suatu materi dibandingkan anak lain dengan kemampuan rata- rata.
  2. Anak slow learner yang tidak berprestasi dalam akademik dasar dapat memperoleh manfaat melalui kegiatan tutorial di sekolah atau privat. Tujuan tutorial bukanlah untuk menaikkan prestasinya, tetapi membantunya untuk optimis terhadap kemampuannya dan menghadapkannya pada harapan yang realistik dan dapat dicapainya.
  3. Berusahalah untuk membantu anak membangun pemahaman dasar mengenai konsep baru daripada menuntut mereka menghafal materi dan fakta yang tidak berarti bagi mereka.
  4. Gunakan demonstrasi dan petunjuk visual sebanyak mungkin, jangan sampai membingungkan mereka dengan terlalu banyak verbalisasi.
  5. Jangan memaksa anak slow learner bersaing dengan anak yang berkemampuan lebih tinggi. Adakan sedikit persaingan dalam program akademik yang tidak akan menyebabkan sikap negatif dan pemberontakan terhadap proses belajar.
  6. Penting bagi guru untuk mengetahui gaya belajar masing-masing anak, ada yang mengandalkan kemampuan visual, auditori atau kinestetik. Pengetahuan ini memudahkan penerapan metode belajar yang tepat bagi mereka.

Masa depan anak juga tergantung pada peran guru, terutama pada anak dengan kondisi slow learner. Mereka membutuhkan perhatian ekstra dalam segala hal, salah satunya dalam hal belajar. Memberikan motivasi atau dorongan pada anak slow learner adalah peran penting bagi guru.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *