Wawancara Panglima TPNPB Papua, Klaim Tembak 24 TNI, Bukan Warga Sipil ?

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) mengaku bertanggung jawab atas pembantaian puluhan pekerja proyek PT Istaka Karya. Tadi malam pukul 19.00, wartawan Jawa Pos (Group radarsukabumi.com) Ilham Dwi Wancoko mewawancarai Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom melalui sambungan telepon.

Kejam, Pekerja Trans-Papua Diikat, Ditembaki

Apa yang membuat TPNPB-OPM yakin bahwa pekerja proyek itu intelijen dari TNI?

Bacaan Lainnya

Semua proyek infrastruktur jalan trans-Papua, yang mengerjakan TNI. Hal itu merupakan rahasia umum di Papua.

Apakah pekerja itu melawan dengan senjata?

Iya (Sebby lalu mengirimkan sebuah video yang berisi pekerja berkaus loreng dan bersenjata laras panjang. Dalam video, mereka sedang berlindung di balik kendaraan proyek).

Berapa pekerja yang ditembak mati?

24 orang.

Awal mula penyerangan, apakah karena ada pekerja yang mengambil foto saat upacara 1 Desember?

Itu kan versi TNI dan Polri. Kami menyerang secara terencana. Setahun lalu kami juga menyerang proyek pembangunan.

Adakah yang disandera?

Semua tewas. Kami menyerang proyek dan sebuah pos TNI. Kami yang bertanggung jawab.

Bukankah proyek itu untuk menyejahterakan rakyat Papua?

Kami tidak membutuhkan pembangunan. Yang kami butuhkan adalah kesempatan menentukan nasib sendiri dengan referendum.

Ada warga sipil yang menjadi korban, bagaimana itu?

Jika mengetahui ada warga sipil, tentu kami tidak akan melukai. Bila benar ada warga sipil menjadi korban, tentunya itu tanggung jawab TNI. Seharusnya serahkan semuanya ke sipil. Selama ada TNI, kami serang.

Berapa kekuatan TPNPB-OPM?

Kami memiliki 29 Komando Daerah Pertahanan (Kodap). Setiap Kodap memiliki 2.500 personel. Saya pastikan TPNPB-OPM merupakan militer kelas dunia.

Tapi, jumlah TNI kan lebih banyak, bagaimana itu?

Mereka boleh lebih banyak, tapi alam bersama kami. Hutan bersama kami, lembah bersama kami, dan kami tidak akan menyerah. Kami punya moto, satu butir senjata melawan seribu butir senjata.

Satu TNI , 31 Pekerja Proyek Trans-Papu Tewas Ditembak KKB

TNI Membantah

Sementara itu, Kapendam Cenderawasih Kolonel Infanteri Muhammad Aidi menyebut keterangan Sebby merupakan tuduhan konyol. Dia menegaskan bahwa para pekerja PT Istaka Karya bukan prajurit TNI. “Ya, silakan diperiksa kalau dia bilang tentara,” imbuh Aidi. Dia menyebutkan, sudah ada pekerja yang selamat. Apabila ada yang menuding mereka tentara, dia mempersilakan penuding menanyakan langsung.

Aidi mempersilakan awak media mengonfirmasi para pekerja yang sudah diselamatkan itu. Menanyakan langsung apakah yang bersangkutan prajurit TNI atau bukan. “Buktikan apa dia tentara,” tegasnya. Selain bertanya langsung kepada korban selamat, konfirmasi juga bisa dilakukan kepada keluarga para pekerja dari PT Istaka Karya.

Menurut Aidi, tudingan Sebby merupakan propaganda. Juga, upaya KKSB memutarbalikkan fakta. “Yang memang selalu dilakukan mereka,” ujarnya. Dia menjelaskan, prajurit TNI memang pernah ikut membangun jalan trans-Papua. Namun, tugas itu sudah mereka selesaikan tahun lalu.

Tahun ini prajurit yang berada di lokasi pembangunan jalan tersebut hanya bertugas sebagai aparat keamanan. Termasuk di Distrik Yigi. Sama sekali tidak ada prajurit TNI yang bekerja membangun jembatan bersama pekerja dari PT Istaka Karya. Semua pekerja itu merupakan masyarakat sipil. Dia pun mempertanyakan tudingan Sebby.

“Kalau tentara, mana senjatanya? Apakah bersenjata? Tentara itu kan punya identitas,” paparnya. “Kalau di situ tentara memang kenapa? Apakah harus dibantai begitu? Kan manusia juga,” tambahnya.

(far/idr/jun/nis/syn/c7/c10/oni)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *