Simulasi Respon Bencana ASEAN Digelar di Banten

Direktur Eksekutif AHA Centre, Adelina Kamal, mengingatkan bahwa wilayah ASEAN bisa dikategorikan sebagai salah satu kawasan yang rentan bencana, namun pengalaman bertahun-tahun menghadapi bencana alam juga membangun kekuatan dan kesiapsiagaan bersama.

Tujuan penting Ardex dalah untuk melatih dan memahami mekanisme kerjasama internasional dipadukan dengan manajemen bencana yang sudah ada di negara-negara ASEAN.

Bacaan Lainnya

“Ardex membantu setiap peserta untuk mengeksplorasi dan mengakui kapasitas masing-masing negara ASEAN saat berhadapan dengan kondisi darurat sesungguhnya,” jelas Adelina.

Ardex memadukan komponen strategis dan taktis yang menjadi bagian dari kerjasama internasional jika terjadi bencana skala besar, terutama yang mempengaruhi lebih dari satu negara pada saat bersamaan.

Oleh karena itu, kegiatan Ardex meliputi gladi ruang yang melibatkan para pengambil keputusan Table Top Exercise (TTX), pararel dengan geladi pos komando Command Post Exercise (CPX) dan geladi lapangan Field Training Exercise (FTX). Bentuknya dengan pengerahan tim respon di lapangan.

Persiapan Ardex sudah berlangsung sejak tahun 2017, dengan memadukan berbagai mekanisme respon bencana yang sudah berlaku di ASEAN, misal the ASEAN Joint Disaster Response Plan (AJDRP), the ASEAN Standby Arrangement Standard Operating Procedure (SASOP), the ASEAN Emergency Response and Assessment Team (ERAT), dan panduan untuk operasional Joint Operation and Coordinating Centre of ASEAN (JOCCA). JOCCA sendiri merupakan pusat koordinasi lapangan bagi tim respon internasional yang mendukung upaya tanggap darurat di negara ASEAN yang terdampak bencana.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *