JATENG – Badan Intelijen Negara (BIN) memiliki cara jitu dalam mengubah para eks napiter menjadi lebih bermanfaat. Bahkan cara yang dilakukan BIN ini, terbilang sukses membawa perubahan guna menangkal aksi teroris lanjutan.
Hal yang dilakukan BIN ialah lewat pembinaan menyeluruh dan consider untuk menyiptakan kembali sosok berbahaya menjadi bermanfaat. Baik bagi keluarga, masyarakat, dan NKRI.
“Salah satu cara pembinaan oleh BIN terhadap para eks napiter di Indonesia itu, tidak hanya pembinaan. Namun edukasi yang menjadikan mereka memiliki keterampilan. Keterampiran itu diimplementasikan melalui pemberdayaan UKM.Sehingga bisa bermanfaat bagi kehidupan,” ujar Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto dalam Ngopi Bareng Dengan Eks Napiter Bersama Dr. Wawan Hari Purwanto di Pondok Pesantren Wirausaha Agrobisnis Abdurrahman bin Auf, Desa Bulan, Kecamatan Wonosari, Klaten.
Selain itu, kegiatan seperti bincang hangat pun bisa menjalin kesepahaman. Sehingga, eks napiter ini mau kembali ke ibu pertiwi.
“Setelah kita bicara panjang lebar, melakukan pendekatan, para eks napiter ini baik-baik. Karena tak kenal, maka tak sayang,” ucapnya.
Pembinaan yang selama ini dilakukan BIN sudah ada titik hasilnya. Seperti halnya Paimin dan beberapa eks napiter yang telah sukses lewat pembinaan BIN.
“Setelah ada pembinaan seperti ini, mereka bisa mandiri. Alhamdulillah salah satu contoh eks napiter yang sukses, ada Mas Paimin. Bahkan beliau sekarang sudah bisa membangun wadah binaan di lingkungan tempat tinggalnya,” ungkapnya.
Para eks napi terorisme yang telah mendapatkan pembinaan oleh BIN, saat ini menjadi sosok yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal itu dengan membangun kembali kehidupannya yang baru, sebagai masyarakat tentram, dan mencintai negerinya.
“Segala bentuk kesulitan dan kerja keras yang dilakukan oleh BIN, kini telah menuai hasil yang sangat baik,” terangnya.
Menurutnya, para eks napiter seharusnya tidak dikucilkan, bila tidak dirangkul dan dibimbing maka akan sangat berpotensi kembali ke kelompok jaringan teroris. Mereka harus mendapatkan kesempatan kedua untuk menjadi insan yang bermanfaat. Terutama bagi keluarganya dan masyarakat serta NKRI.
“Kita juga berharap kepada saudara-saudara kita yang belum kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi bisa menjadikan Mas Paimin serta rekan eks napiter lain sebagai contoh. Selain itu,program pembinaan serta pemberdayaan usaha mikro tersebut juga diakui menjadi langkah terbaik oleh para eks napiter,” jelasnya.
Mantan Napiter Paimin mengaku sempat terjerumus dalam jaringan terorisme setelah terdoktrin pengajian radikal. Namun saat ini, mrngaku hidup tentram dan memiliki usaha peternakan. Terutama pasca pembinaan oleh BIN.
“Alhamdulillah sekarang saya bisa kembali menjadi rakyat. Support oleh masyarakat sekitar rumah, membuat saya bisa menjalankan wadah kelompok Peduli Lingkungan Sekitar (PLS),” bebernya.
Dirinya berharap, kegiatan binaannya semakin maju. Bahkan, bisa membantu sektor perekonomian di lingkungan tempat tinggalnya.
“Semoga semakin maju dan bisa membantu sektor perekonomian,” paparnya.
Eks Napiter Lainnya Priyatmo alian Mamo telah sukses merintis usaha. Napiter kasus kepemilikan senjata yang diselundupkan dari Filipina ke Indonesia ini, telah memiliki berbagai usaha di Karanganyar.
“Setelah BIN dengan ketulusan dan kesabaran dalam melaksanakan pembinaan, kini saya telah memiliki usaha sendiri melalui program PopWarung dan berbagai usaha lainnya yang berlokasi di Jenawi, Karanganyar,” bebernua..
Dalam kegiatan tersebut, terdapat sesi pemberian sejumlah bantuan. Hal itu berupa dana pembinaan, serta budidaya ikan, dan ternak kambing.Semua itu diberikan demi menunjang kehidupan ekonomi para eks napiter. (Net)