Nonton Drakor jadi Alasan Tagihan Listrik Naik

RADARSUKABUMI.com – Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero Zulkifli Zaini dicecar Anggota Komisi VII DPR soal kenaikan tagihan listrik di masa pandemi pada Mei dan Juni, yang dinilai masyarakat tidak masuk akal.

Anggota Komisi VII Paramita Widya Kusuma misalnya, menyatakan bahwa pihak PLN juga memberikan penjelasan yang sama tidak masuk akalnya dengan besaran kenaikan tagihan yang dialami masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Misalnya masalah pencatatan meteran yang tidak melaksanakan tugas karena melindungi pelanggan dari terpaparnya corona. Memangnya petugas langsung bertatap muka dengan pelanggan? Kan tidak. Mereka hanya menghadapi mesinnya saja,” kata Paramita dalam rapat yang disiarkan secara streaming, Rabu (17/6).

Politikus PDI Perjuangan tersebut juga melihat berbagai argumen pihak PLN dalam menjawab kritik masyarakat atas kenaikan tagihan listrik mereka juga terkesan dibuat-buat.

“Saya melihat ini alasan yang dibuat saja dan alasan itu sangat lucu sekali. Ada yang bilang kenaikan listrik karena WFH, ada yang bilang nonton drakor, ada yang apa dan sebagainya. Menurut saya tidak masuk akal,” tegas Paramita.

Legislator Dapil Jawa Tengah IX itu menuturkan bahwa lonjakan tarif listrik telah meresahkan rakyat. Contohnya di Dapilnyya, SMPN 1 Bumi Ayu, pada bulan Juni ini tagihan listriknya mencapai Rp 7 juta. Padahal biasanya cuma Rp 2,5 juta.

“Padahal kita tahu semua sekolah diliburkan sejak beberapa bulan terakhir. Begitupun tagihan di masyarakat, tagihannya beralasan akumulasi, pasti alasannya itu hanya akumulasi dan akumulasi. Itu alasan klasik,” ucapnya dengan nada kesal.

Selain itu, Paramita juga menyentil direkur PLN atas kebijakan yang sering menakuti pelanggan dengan pencabutan meteran jika ada pelanggan yang terlambat melakukan pembayaran.

“PLN selalu menakuti pelanggan, saya sering mendapatkan surat, misalnya PLN mengingatkan misal tanggal sekian bulan sekian enggak bayar, maka akan dicabut. Mohon direktur PLN, mungkin bisa memberikan informasi ke pelanggan bahasanya diperhalus, jangan tidak sopan. Saya membacanya itu, saya marah,” tandas Paramita.(fat/jpnn)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *