Pemerintah Indonesia dan Malaysia Sepakat DK PBB Harus Stop Arogansi Israel

Jokowi

JAKARTA – Dewan Keamanan PBB harus turun tangan dan tegas menghentikan serangan Israel ke Jalur Gaza Palestina. Itu menjadi kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia.

Melalui sambungan telepon, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin sama-sama menyatakan bahwa tindakan tercela Israel harus segera dihentikan.

Bacaan Lainnya

“Kami memiliki pandangan yang sama bahwa masyarakat internasional, terutama Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, harus bertindak cepat untuk menghentikan segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh Israel, dan menyelamatkan nyawa warga Palestina,” kata Muhyiddin dalam pidato yang disiarkan televisi.

“Hingga saat ini, Dewan Keamanan PBB belum mengeluarkan pernyataan apapun tentang situasi terkini di Palestina karena adanya tentangan dari Amerika Serikat,” sambungnya, seperti dikabarkan Channel News Asia akhir pekan ini.

Dewan Keamanan PBB sendiri rencananya akan secara terbuka membahas kekerasan yang memburuk pada hari ini, Minggu (16/5/2021).

Sekjen PBB Ikut Mengecam

Serangan udara yang dilancarakan Israel ke Jalur Gaza Palestina bukan saja menyasar rumah-rumah warga, dan fasilitas umum. Tapi juga gedung media.

Serangan udara pada Sabtu (15/5) diketahui menghancurkan Menara Al Jalaa di Gaza.

Gedung 11 lantai tersebut merupakan kantor media Al Jazeera dan Associated Press.

“Sekretaris Jenderal kecewa dengan meningkatnya jumlah korban sipil, termasuk kematian 10 anggota keluarga yang sama, termasuk anak- anak, akibat serangan udara Israel tadi malam di kamp al-Shati di Gaza, yang katanya ditujukan pada seorang pemimpin Hamas,” ujar jurubicara Guterres, Stephane Dujarric.

Dujarric menyatakan, Guterres juga sangat terganggu oleh serangan udara Israel hari ini terhadap gedung bertingkat tinggi di Kota Gaza yang menampung kantor beberapa organisasi media internasional serta apartemen perumahan.

“Sekretaris Jenderal mengingatkan semua pihak bahwa setiap penargetan sipil dan struktur media secara sembarangan melanggar hukum internasional dan harus dihindari dengan segala cara,” tambahnya, seperti dikutip Anadolu Agency.

Untuk diketahui, konflik terbaru antara Israel dan Palestina telah menyebabkan tak kurang dari 136 orang, termasuk 34 anak-anak dan 21 wanita di Gaza meninggal dunia.

Sementara Israel, Israel melaporkan delapan orang tewas, termasuk seorang tentara di perbatasan Gaza dan enam warga sipil, dua di antaranya anak-anak.

Sedangkan di wilayah Tepi Barat yang diduduki, Palestina telah melaporkan 11 orang tewas setelah pengunjuk rasa dan pasukan Israel bentrok.(int/ruh/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *