Hasil Pertemuan Kapolri-Dewan Pers, Sepakat Cegah Polarisasi Pemilu

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (lima dari kiri) bersama
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (lima dari kiri) bersama seluruh anggota Dewan Pers. (Mabes Polri untuk JawaPos.com)

JAKARTA Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melakukan audiensi dengan Dewan Pers Indonesia. Pertemuan ini dilakukan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (21/6). Hasil dari pertemuan tersebut, Polri bersama Dewan Pers sepakat membuat Memorandum of Understanding (MoU) dan kerja sama program-program pertukaran informasi, sosialisasi, dan edukasi mencegah polarisasi saat pemilu.

“Kita juga membahas beberapa tantangan ke depan yang akan kita hadapi sehingga dibutuhkan kesepahaman terkait dengan pemberitaan. Selain itu, juga tentang yang saat ini dilaksanakan oleh Polri yaitu cooling system untuk mencegah terjadinya polarisasi. Sebab, itu bisa memecah belah persatuan anak-anak bangsa. Biasanya muncul karena penggunaan politik identitas pada saat pemilu,” kata Sigit.

Bacaan Lainnya

Dalam pertemuan antara Polri dan Dewan Pers itu, kedua institusi sepakat untuk memberikan pendidikan literasi tentang bagaimana bersama-sama menjaga politik yang sehat. “Ke depan, tantangan menjadi semakin besar. Kita butuh untuk mengurangi potensi-potensi perpecahan, dan ini selalu saya sampaikan setiap saat kita bertemu dengan seluruh elemen masyarakat, seluruh tokoh,” ujar Sigit.

Persatuan dan kesatuan, kata Sigit, sangat dibutuhkan untuk menghadapi kondisi ketidakpastian akibat dampak global. Dengan kekuatan persatuan dan kesatuan, maka Indonesia bisa menghadap situasi perkembangan global dan mempertahankan posisi dan eksistensi Indonesia di kancah dunia.

“Terima kasih atas kunjungan dari rekan-rekan dewan pers, dan kami akan terus bersinergi untuk melakukan hal-hal yang terbaik untuk dukungan kemitraan antara pers, rekan-rekan media, dan kepolisian,” ucap Sigit.

Sementara itu, Ketua Dewan Pers Azyumardi Azra menekankan bahwa pada Pemilu 2024 nanti, Dewan Pers dan Polri memiliki keinginan yang sama. Yakni, menjaga kohesi sosial atau keutuhan sosial.

Pos terkait