Dikira Menu Sahur di Masjid, Box Plastik Dibuka Isinya Mayat Wanita

BANJARMASIN – Kotak plastik berisi mayat yang dititipkan di salah satu masjid membuat geger warga Pemakuan Laut, RT 03 Sei Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Kotak plastik itu dititipkan pria misterius jelang sahur, Minggu (10/6) sekitar pukul 02.00 WITA.

Warga sempat mengira kotak plastik itu berisi menu sahur untuk jamaah yang sedang itikaf di masjid. Setelah dibuka, ternyata box plastik itu berisi mayat remaja wanita.

Bacaan Lainnya

Informasi dihimpun, peristiwa bermula saat seorang pria menggunakan sepeda motor menitipkan sebuah box plastik di Mushola Al-Musyarofah.

Pria itu datang sekitar pukul 02.00 dinihari. Kala itu, warga bersama sejumlah anak tengah melakukan itikaf dan tadarus di dalam masjid.

”Orang itu bilang nitip box ini sebentar karena mau mengambil handphone. Kalau kesiangan nanti bawa masuk saja boxnya,” ujar Darpai, salah seorang warga.

Kotak plastik itu kemudian disimpan didalam masjid, tepat disamping pintu WC umum. Namun hingga pagi hari, pelaku tak kunjung datang mengambil kotak plastik tersebut.

Jamaah masjid yang curiga dengan kotak misterius itu pun memberanikan diri untuk membukanya. Setelah dibuka, ternyata isinya bukan menu sahur, melainkan mayat remaja wanita.

Mayat perempuan itu dalam kondisi tangan terikat tali rafia. Warga pun langsung melaporkan temuan tersebut ke pihak berwajib.

Kasus mayat wanita dalam kotak plastik itu sedang ditangani aparat kepolisian. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi.

Identitas mayat dalam box plastik di masjid Al-Musyarofah Pemakuan Laut, RT 03 Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, akhinya terungkap.

Jenazah wanita malang itu bernama Linda Wati. Wanita berusia 32 tahun itu tinggal di Desa Anjir Serapat Timur, Jalan Trans Kalimantan Kilometer 14, Kecamatan Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).

Lind Wati diketahui bekerja di perusahaan Plywood Tanjung Selatan (TS), Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan (Kalteng). Kabupaten Kapuas dan Barito Kuala memang saling berbatasan antara Kalteng dan Kalsel.

Polisi telah menghubungi keluarga korban untuk datang ke RSUD Ulin Banjarmasin menjenguk adiknya. Kakak kandung korban, Baimunah (44) pun datang bersama putrinya.

Baimunah mengatakan, Linda Wati merupakan anak bungsu dari enam besaudara. Ia tak menyangka adiknya mengalami nasib tragis. Baimunah mengaku tidak punya firasat buruk sebelum kematian adik tercintanya itu.

“Tidak ada firasat buruk tentang adik saya, cuma dapat telepon dari pihak kepolisian, disuruh menjenguk di RSUD Ulin Banjarmasin,” kata Baimunah, Minggu (10/6/2018).

Ia menambahkan, korban sehari-hari bekerja di perusahaan Plywood di PT Tanjung Selatan, di Desa Beringin, Kecamatan Alalak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Ia menggunakan sepeda motor saat berangkat kerja.

“Dia sering memakai kendaraan Yamaha MX, dia juga pakai perhiasan, ” ujar Baimunah.

Diduga, sepeda motor korban dipakai oleh pelaku ketika mengantarkan boks plastik berisi mayat ke Musala Al Musyaroffah.

“Linda itu orangnya pendiam enggak banyak omong, dia udah lama kerja di TS,” tambah Baimunah.

Jasad Linda Wati ditemukan di dalam musalla Al Musyarafah, Pemakuan Laut, RT 03 Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Sekujur tubuh korban terlipat dalam box plastik itu.

“Tubuhnya dibuat di dalam boks dan dibungkus plastik warna hitam, posisinya terlipat,” kata salah satu personel Polsek Sungai Tabuk.

Kepolisian hingga kini masih memeriksa sejumlah saksi, termasuk saksi di TKP di musalla Al Musyarafah dan keluarga korban Linda Wati.
(one/pokal/pojoksatu)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *